Jakarta - Pemerintahan Xi Jinping mengklaim telah sukses memberantas kemiskinan ekstrem China pada 2020. Pencapaian China dijadikan inspirasi oleh Menteri Desa Abdul Halim Iskandar.Â
Pandangan itu disampaikan Mendes Abdul kepada media pemerintah China, yakni CGTN.Â
"Usaha-usaha China menjadi inspirasi kami ke depannya. Kami bekerja bersama China untuk menciptakan desa-desa sejahtera di Indonesia," ujar Abdul Halim Iskandar.
Advertisement
Baca Juga
Mendes berkata proyek bersama China akan terus berlanjut meski sedang berhenti karena ada pandemi COVID-19. Abdul Halim Iskandar berkata telah belajar banyak dari pencapaian China.
"Sejauh ini, kami sudah belajar banyak dari China, apa yang mereka capai di negara mereka, dan bagaimana mereka membawa pengetahuan mereka kepada kami di sini," ujarnya.
Menurut laporan ABC Australia, Jumat (26/2/2021), berbagai pemberitaan di China yang penuh propaganda memuji peran Presiden Xi Jinping yang meluncurkan inisiatif melawan kemiskinan tak lama setelah mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012.
People's Daily milik Partai Komunis China pekan ini yang menyebutnya sebagai "lompatan bersejarah" dari Presiden Xi Jinping.
"Sekretaris Jenderal Xi Jinping telah berdiri di posisi tinggi yang strategis dalam membangun masyarakat yang makmur dengan cara yang menyeluruh dan mewujudkan impian China tentang peremajaan besar bangsa China," kata surat kabar itu.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Program Studi Banding di China
Pernyataan di situs resmi Kementerian Desa membahas program studi banding di China.
"Studi banding bagi kepala desa, penggiat desa dan pendamping desa sudah dua kali dilaksanakan pada 2019 dengan pola pendanaan dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah China," tulis rilis Kemendes.
Salah satu alasan mengapa China menjadi pilihan studi banding adalah karena China dinilai sebagai "salah satu negara besar di dunia yang berhasil mengurangi kemiskinan dalam dua dekade terakhir ini" dan salah satu kekuatan ekonomi baru dunia.
Menurut Abdul, kerjasama kemitraan antar desa-desa dengan pihak swasta yang difasilitasi pemerintah China merupakan salah satu cara yang efektif dalam pengentasan kemisikinan.
"Model-model inilah yang perlu direplikasi di Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan khususnya di pedesaan," katanya.
Advertisement
Definisi Kemiskinan di China
China mendefinisikan kemiskinan pedesaan yang ekstrem dengan hitungan angka per kapita tahunan kurang dari 4.000 yuan, sekitar Rp 7,7 juta, atau lebih dari Rp 21 ribu per hari. Sementara ambang batas global Bank Dunia sebesar AU$ 2,38, atau hampir Rp 25 ribu per hari.
Biro Statistik Nasional China mengatakan karena perbedaan biaya hidup pedesaan, standar China sedikit lebih tinggi.
Beberapa ahli berpendapat, China mungkin tidak seberhasil yang diklaimnya karena masih menggunakan standar lama untuk negara-negara termiskin yang statusnya telah berubah menjadi negara berpenghasilan menengah.
Standar kemiskinan pendapatan menengah Bank Dunia adalah $5,50, atau lebih dari Rp55 ribu, per orang per hari.
Dalam sebuah laporan pada bulan Januari untuk Brookings Institution, mantan pakar Bank Dunia Indermit Gill menyampaikan China hampir sebaik Amerika Serikat pada tahun 1960 ketika menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Tetapi Gill mengatakan, berdasarkan standar pendapatan Amerika Serikat saat itu, sebanyak 90 persen orang China akan dianggap miskin.
Presiden Jinping mengatakan China telah menginvestasikan 1,6 triliun yuan untuk memerangi kemiskinan selama delapan tahun terakhir, tetapi tidak menjelaskan rencana angka pengeluaran untuk lima tahun ke depan.Â
Di beberapa daerah, komunitas etnis minoritas berpenghasilan rendah telah dipindahkan dari lembah terpencil ke kota-kota yang baru dibangun.
Di tempat lain, pejabat mengunjungi setiap rumah untuk mendaftarkan keluarga miskin agar mengikuti pelatihan kerja, hibah untuk memulai bisnis dan bantuan lainnya.
Hampir 10 juta orang pindah ke rumah baru dan 27 juta lainnya telah direnovasi, menurut Presiden Xi Jinping.
Pendapatan rata-rata per orang di antara "pedesaan yang kurang mampu" naik dari 2.982 yuan, atau sekitar Rp3,5 juta pada 2015 menjadi 10.740 yuan, atau sekitar Rp16,5 juta tahun lalu, menurut Kantor Berita resmi Xinhua.