Liputan6.com, Washington, D.C. - Pemimpin Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat berkata ada potensi gelombang keempat COVID-19Â negaranya. Hal itu akibat munculnya varian baru.
Ketua CDC, Rochelle Walensky, menjelaskan bahwa ada 70 ribu kasus harian COVID-19 pada pekan lalu dan 2.000 kematian tiap per hari di periode sama. Jumlah itu disebut sangat tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Dr Walensky berkata periode penurunan kasus yang telah susah payah digapai terancam sirna akibat varian baru, serta ada "potensi lonjakan kasus-kasus yang keempat."
"Varian-varian ini adalah ancaman nyata kepada masyarakat kita dan progres kita," ujar Dr. Walesnky seperti dikutip BBC, Selasa (2/3/2021).
Varian Inggris B.1.1.7. diprediksi akan menjadi strain yang dominan di AS pada Maret 2021. Dr. Walensky lantas khawatir pada protokol yang dilonggarkan. Sejauh ini, AS telah mengalami tiga gelombang COVID-19.
"Kita memiliki kemampuan untuk menghentikan potensi lonjakan keempat di negara ini. Tolong tetaplah pada tekad kalian," ujarnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Program Vaksinasi COVID-19 di AS
Berdasarkan data Senin (1/3), AS sudah berhasil menyuntik sekitar 76 juta dosis vaksin. Ada tiga vaksin yang sudah diizinkan AS, yakni Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.Â
Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris sudah disuntik vaksin COVID-19. Biden disuntik dengan Pfizer, sementara Kamala mendapat Moderna.
Sementara, mantan Presiden AS Donald Trump dan istrinya, Melania, juga dilaporkan sudah disuntik vaksin.
Vaksin Johnson & Johnson yang baru lolos memiliki efikasi yang lebih rendah dari Pfizer dan Moderna. Akan tetapi, vaksin tersebut hanya butuh sekali suntik, berbeda dari dua vaksin lain yang butuh dua suntikan.
Advertisement
Indonesia Tetapkan Vaksin Gotong Royong Gunakan Moderna dan Sinopharm
Induk Holding BUMN Farmasi (HBF), Bio Farma beserta anggota HBF Kimia Farma, akan mendatangkan dua jenis vaksin Covid-19 untuk keperluan Vaksin Gotong Royong. Vaksin ini diperuntukan bagi para buruh dan karyawan swasta, serta diberikan secara gratis dari masing-masing perusahaan tempat mereka bekerja.
Program vaksinasi gotong royong ini diharapkan akan mempercepat vaksinasi agar kekebalan kelompok atau herd immunity dapat segera tercapai. Vaksinasi ini dinilai tidak akan mengganggu jalannya vaksinasi gratis yang sedang dijalankan oleh pemerintah.Â
Kedua jenis vaksin yang akan didatangkan oleh Bio Farma dan Kimia Farma adalah Moderna dengan platform m-RNA yang akan didatangkan oleh Bio Farma, dan Sinopharm dengan platform inactivated yang akan didatangkan oleh Kimia Farma.
"Saat ini Holding BUMN Farmasi sudah mulai menjajaki dan melakukan pembicaraan supply vaksin Covid-19 khusus untuk program vaksinasi gotong royong yaitu dengan Sinopharm dari Beijing China dengan platform in-activated, dan Moderna dari Amerika dengan platform mRNA," kata Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto, dikutip dari keterangannya pada Senin (1/3).
"Pengadaan vaksin dari Sinopharm rencananya akan dilakukan oleh anak perusahaan Holding Farmasi, PT Kimia Farma Tbk sedangkan Moderna, pengadaannya akan dilakukan oleh Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma", sambungnya.
Bambang menambahkan, peraturan vaksinasi gotong royong ini sudah tertuang dalam Permenkes No. 10 Tahun 2021, dengan jenis vaksin Covid-19 yang berbeda dengan jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi program pemerintah.
"Dengan demikian, kami akan berkoordinasi erat dengan berbagai pihak, terutama Kementerian Kesehatan untuk menyiapkannya agar bisa berjalan lancar dan baik. Vaksin gotong royong tidak akan menggunakan vaksin yang sama yang digunakan untuk program pemerintah," tutur Bambang.