Liputan6.com, Washington D.C - Upaya keamanan dilakukan oleh petugas yang berjaga di Gedung Capitol Hill, Amerika Serikat.
Penjagaan telah ditingkatkan sebagai tanggapan atas "kemungkinan rencana untuk membobol" kembali gedung Kongres pada Kamis (4/3/2021), kata polisi Capitol.
Baca Juga
Dikutip dari laman BBC, tindakan itu dipicu oleh peringatan CIAÂ tentang ancaman yang dibuat oleh kelompok milisi.
Advertisement
Pasukan mengatakan pihaknya "siap untuk segala potensi ancaman terhadap anggota Kongres."
Akibat peringatan ini, DPR membatalkan sesi Kamis setelah ancaman itu terungkap.
Namun Senat yang juga melakukan sidang di Capitol Hill berencana untuk melanjutkan debat tentang tagihan bantuan Covid-19 senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden.
Apa yang dikatakan polisi tentang ancaman itu?
"Departemen kami bekerja sama dengan mitra lokal, negara bagian, dan federal kami untuk menghentikan segala ancaman terhadap Capitol," kata Kepolisian Capitol AS dalam sebuah pernyataan.
"Kami menangani imbauan intelijen dengan serius."
"Karena sifat sensitif dari informasi ini, kami tidak dapat memberikan detail tambahan untuk saat ini."
Ancaman itu muncul dua bulan setelah massa pro-Trump menyerbu gedung Capitol pada Januari.
Kala itu, anggota parlemen melakukan sidang untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden.
Kerusuhan tersebut menyebabkan lima orang termasuk seorang petugas polisi tewas dan mengguncang dasar demokrasi Amerika.
Kepala kepolisian Capitol Hill pun kemudian mengundurkan diri.
Departemen Kehakiman AS telah mendakwa lebih dari 300 orang yang berpartisipasi dalam pengepungan tersebut.
Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Upaya CIA
Partai Demokrat mengatakan serangan itu merupakan pemberontakan dan menyebabkan pemakzulan Trump karena diduga menghasut massa, menjadikannya presiden pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali.
Namun, Trump kemudian dibebaskan oleh Senat.
Pada akhir Februari, Penjabat Kepala Polisi Capitol Yogananda Pittman mengatakan kepada Kongres bahwa para pendukung Trump di balik serangan Januari ingin "meledakkan" Capitol dan membunuh anggota parlemen.
Leon Panetta, mantan Menteri Pertahanan AS dan kepala CIA, mengatakan kepada BBC bahwa polisi tidak akan mengambil risiko setelah serangan Januari kemarin.
"Kami harus memiliki intelijen yang mengawasi teroris domestik, harus melacak kemungkinan upaya mereka untuk mengulangi apa yang terjadi pada Januari kemarin dan saya pikir itulah yang Anda lihat sekarang. Kewaspadaan yang berlebihan untuk memastikan bahwa kami siap."
Advertisement