Sukses

Prancis Mulai Longgarkan Pembatasan COVID-19 Bulan Depan

Tingkat penularan Corona COVID-19 di Prancis menurun di antara kelompok-kelompok yang telah divaksinasi: kaum lansia.

Liputan6.com, Paris - Juru bicara pemerintah Prancis Gabriel Attal Rabu (3/3) mengatakan para pejabat berharap mencabut beberapa pembatasan terkait COVID-19 pada pertengahan April, karena vaksinasi sejauh ini terbukti efektif menurunkan tingkat penularan.

Kepada wartawan dalam konferensi pers di Paris, Prancis Attal mengatakan, meskipun negara itu masih kesulitan, "Untuk pertama kali dalam beberapa bulan, kembalinya kehidupan ke kondisi yang lebih normal sudah tampak."

Attal mengatakan tingkat penularan Corona COVID-19 menurun di antara kelompok-kelompok yang telah divaksinasi: kaum lansia. Attal mengatakan itu pertanda kampanye vaksinasi berhasil, dan harus dipercepat.

Ia mengatakan tujuan memvaksinasi kelompok yang paling rentan adalah mengurangi rawat inap dan melindungi sistem perawatan kesehatan, yang merupakan kunci untuk melonggarkan pembatasan.

Ia menambahkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta para pejabat pemerintah agar mengajukan usul untuk "secara berhati-hati membuka kembali negara itu."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

3,8 Juta Kasus COVID-19

Awal pekan ini, Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan Prancis akan tetap menerapkan langkah-langkah saat ini guna membatasi penyebaran COVID-19, termasuk jam malam, untuk empat hingga enam minggu ke depan.

Langkah lain yang diterapkan sekarang adalah menutup bar, restoran, museum, tempat olahraga dan musik.

Dengan lebih dari 3,8 juta infeksi, Prancis mencatat jumlah kasus tertinggi keenam di dunia, menurut Johns Hopkins University, yang melacak wabah global.

Laporan menyebutkan jumlah baru penularan harian di Prancis mencapai lebih dari 21.000 selama enam hari berturut-turut.