Liputan6.com, Washington D.C- RUU bantuan COVID-19 oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang bertujuan untuk membantu warga AS menghadapi dampak pandemi Virus Corona telah mendapatkan persetujuan dari Senat.
Rencana dana bantuan sebesar US$ 1.9 triliun itu disetujui oleh Senat pada Sabtu (6/3) waktu setempat, meskipun senator Republik tidak menyetujui langkah tersebut.
Dewan Perwakilan Rakyat AS, yang kini dikendalikan oleh Partai yang mewakili Biden, Demokrat - diharapkan untuk disahkan pada Selasa depan.
Advertisement
Biden menggambarkan pemungutan suara Senat sebagai "satu langkah besar lagi untuk masadepan" dalam memberikan janji untuk membantu warga.
Krisis kesehatan masyarakat terburuk di AS dalam satu abad (pandemi COVID-19) telah menyebabkan hampir 523.000 orang meninggal dan 29 juta terinfeksi, dengan tingkat pengangguran saat ini sebesar 6,2%.
Paket bantuan - yang ketiga di AS sejak awal pandemi - mengeluarkan pembayaran satu kali (one-off payments) senilai US$1.400 untuk dikirim ke sebagian warga negara itu.
Biden menuturkan bahwa pembayaran tersebut dapat mulai didistribusikan pada akhir Maret ini.
Di sisi lain, Partai Republik menyebut rencana itu terlalu mahal.
Beberapa anggota Demokrat juga menyuarakan kritik terhadap ketentuan tertentu dan kepemimpinan partai dipaksa untuk membuat sejumlah kompromi, terutama penurunan tunjangan pengangguran federal dari US$ 400 menjadi US$300 dalam sepekan.
Ketentuan itu akan diperpanjang hingga 6 September mendatang berdasarkan rencana tersebut.
"Jelas tidak mudah. Itu tidak selalu berjalan baik. Tetapi (dana) itu sangat dibutuhkan, sangat dibutuhkan," kata Biden, seperti dilansir BBC News, Minggu (7/3/2021).
Ditambahkannya juga bahwa ia berharap RUU itu segera disahkan di DPR sehingga bisa ditnandatangani menjadi undang-undang.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kerincian Dana Bantuan COVID-19 di AS
Bantuan Yang disebut sebagai American Rescue Plan itu mengalokasikan US$350 miliar untuk pemerintah negara bagian dan lokal, dan sekitar US$130 miliar untuk sekolah-sekolah.
Bantuan ini juga akan menyediakan dana sebesar US$49 miliar untuk pengujian dan penelitian COVID-19 yang diperluas, serta US$14 miliar untuk distribusi vaksin.
Namun, pemeriksaan stimulus dengan dana sebesar US$ 1.400 akan segera dihapuskan bagi mereka yang berpenghasilan lebih tinggi - US$ 75.000 untuk satu orang dan untuk pasangan yang berpenghasilan lebih dari US$ 150.000.
Perpanjangan tunjangan pengangguran diberikan hingga September 2020, sementara itu, akan menandai penangguhan hukuman bagi jutaan warga AS ang menganggur dalam jangka panjang yang kelayakannya untuk tunjangan saat ini akan berakhir pada pertengahan Maret 2021.
RUU itu juga mencakup hibah untuk usaha kecil serta dana yang lebih bertarget: US$ 25 miliar untuk restoran dan bar; US$ 15 miliar untuk maskapai penerbangan dan US$ 8 miliar lainnya untuk bandara.
Adapun dana sebesar US$ 30 miliar untuk transit, US$ 1,5 miliar untuk rel Amtrak, dan US$ 3 miliar untuk manufaktur pesawat.
Advertisement
Perdebatan RUU Bantuan COVID-19 Antara Demokrat-Republik
Sementara itu, Partai Republik secara luas mendukung dua rencana stimulus sebelumnya, yang disahkan ketika mereka memerintah Gedung Putih dan Senat di bawah mantan Presiden Donald Trump.
27 jam sebelum pemungutan suara terakhir pada Sabtu (6/3), penghitungan 50-49 suara di sepanjang garis partai menunjukkan oposisi Republik yang meluas.
Perpecahan yang merata antara partai-partai di Senat AS mengartikan setiap senator Demokrat perlu mendukung rencana partai.
Tetapi, seorang Demokrat moderat, Senator Joe Manchin, tidak menyetujui hal itu dengan alasan bahwa tagihan besar mungkin membuat ekonomi sangat terdampak.
Disebutkan, senat menghabiskan waktu hingga 11 jam negosiasi untuk mencapai kesepakatan terkait RUU itu.
Pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer mengatakan rencana itu akan "memberikan lebih banyak bantuan kepada lebih banyak orang daripada apa pun yang telah dilakukan pemerintah federal dalam beberapa dekade".
Menjelang pemungutan suara, dia berkata: "Ini hari yang panjang, malam yang panjang, tahun yang panjang, tetapi hari baru telah tiba dan kami memberi tahu orang-orang Amerika bahwa bantuan sedang dalam perjalanan".
Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell, menyampaikan kritik terhadap paket bantuan tersebut.
"Senat tidak pernah menghabiskan US$ 2 triliun dengan cara yang lebih tidak berhati-hati atau melalui proses yang tidak terlalu ketat," katanya.
Schumer telah memperkirakan bahwa DPR akan mendukung RUU tersebut dan Biden akan menandatanganinya sebelum tunjangan pengangguran berakhir pada 14 Maret mendatang.
Infografis 4 Tips Aman Hindari COVID-19 Saat Harus Mengantre
Advertisement