Liputan6.com, Kuala Lumpur- Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad telah menjadi penerima vaksin COVID-19 tertua di negara tersebut.Â
Hal itu diumumkan dalam laman Twitter program vaksinasi COVID-19 pemerintah Malaysia, @JKJAVMY.Â
Namun, pengumuman itu tidak mengungkap vaksin COVID-19 mana yang diterima oleh Mahathir.
Advertisement
Dalam postingan yang disertai oleh Mahathir yang tengah menerima suntikan vaksin, @@JKJAVMY menuliskan:Â "Anggota parlemen Langkawi, Tun Dr. Mahathir telah menerima dosis vaksin pertamanya dengan selamat hari ini. Pada usia 96 tahun tahun ini, dia adalah orang tertua di Malaysia yang menerima vaksin sejauh ini".Â
Ahli Parlimen Langkawi, Tun Dr Mahathir selamat menerima dos pertama vaksin hari ini. Berumur 96 tahun pada tahun ini, beliau adalah penerima vaksin tertua di Malaysia setakat ini. #LindungDiriLindungSemua pic.twitter.com/qJw0uZhp2r
— Vaksin COVID-19 🇲🇾 (@JKJAVMY) March 7, 2021
Mahathir menerima suntikan vaksin COVID-19 itu di Rumah Sakit Sultanah Maliha Langkawi, menurut Direktur Jenderal Menteri Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah.
Noor Hisham juga turut menyambut vaksinasi COVID-19 yang dilakukan untuk Mahathir.Â
Ia menyampaikan di Twitter:Â Terkini, Tun Dr. Mahathir bin Mohamad tela menerima suntikan vaksin COVID-19 di Hospital Sultanah Maliha Langkawi pada pagi ini.Â
Selanjutnya, Noor Hisham menyampaikan harapan dan doa untuk Mahathir untuk kesehatannya.Â
"Semoga Tun Dr. Mahathir diberikan pelindungan dari jangkitan COVID-19. InshaAllah," tuturnya.Â
Dalam postingan itu, Noor Hisham pun turut menyerukan warga Malaysia agar segera divaksinasi.Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Malaysia Sudah Setujui Vaksin AstraZeneca dan Sinovac
Sebelumnya, pemerintah Malaysia telah memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan vaksin yang dibuat perusahaan Inggris AstraZeneca dan China Sinovac.
Dikutip dari Channel News Asia, keputusan itu diambil hanya beberapa hari setelah Malaysia meluncurkan program vaksinasi COVID-19 secara nasional.
Pada 24 Januari lalu, Malaysia memulai kampanye vaksinasi dengan menggunakan vaksin yang dikembangkan produsen obat AS Pfizer dan mitra Jerman, BioNTech.
Upaya ini dilakukan saat Negeri Jiran mencoba mengendalikan lonjakan infeksi dan membantu menghidupkan kembali ekonomi yang mencatat kemerosotan terburuk dalam lebih dari dua dekade tahun lalu.
Dengan persetujuan bersyarat ini, berarti Malaysia akan menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh Astrazeneca dan Sinovac, tetapi kedua perusahaan--bersama dengan Pfizer--akan diminta untuk memberikan data tambahan tentang pengiriman bergulir guna memastikan efektivitas dan keamanan vaksin.
Otoritas kesehatan juga mengevaluasi vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Gamaleya Research Institute Rusia, kata direktur jenderal kesehatan Noor Hisham Abdullah dalam sebuah pernyataan.
Advertisement