Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan (Korsel) baru memulai program vaksinasi COVID-19 pada sepekan terakhir. Sejauh ini, ada 11 orang yang dilaporkan meninggal setelah vaksinasi.
Berdasarkan hasil investigasi terkini, delapan pasien yang meninggal akibat kondisi penyakit bawaan mereka. Delapan orang itu sudah berada dalam perawatan jangka panjang sebelum menerima vaksin COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Yonhap, Senin (8/3/2021), delapan pasien yang meninggal memiliki kondisi seperti penyakit jantung dan diabetes. Ketika divaksin, mereka juga tidak tercatat mengalami reaksi alergi usai disuntik.
Tiga pasien meninggal lainnya masih diperiksa.
Otoritas kesehatan Korsel akan terus melakukan survei epidemiologis terhadap laporan kematian terkait vaksin. Mereka juga menegaskan bahwa keamanan vaksin telah teruji secara ekstensif dalam uji klinis.
Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Amerika Serikat Tuduh Rusia Sebarkan Hoaks Terkait Vaksin COVID-19
Amerika Serikat mengidentifikasi tiga publikasi online yang diarahkan dinas intelijen Rusia untuk merusak vaksin COVID-19 yang diproduksi Pfizer dan Moderna.
Publikasi tersebut dituduh "menyebarkan berbagai jenis disinformasi, termasuk tentang vaksin Pfizer dan Moderna, serta organisasi internasional, konflik militer, protes, dan masalah memecah belah yang dapat mereka eksploitasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada Minggu 7 Maret waktu setempat.Â
Pfizer, yang berkantor pusat di New York, dan BioNTech Jerman, memproduksi vaksin pertama yang disahkan di Amerika Serikat, yang disetujui oleh regulator pada Desember 2020.
Yang kedua, dibuat oleh Moderna, yang berkantor pusat di Massachusetts, disahkan akhir bulan itu.
Pusat Keterlibatan Global Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, yang dibentuk untuk melawan kampanye propaganda dan disinformasi, mengidentifikasi ada tiga saluran, kata juru bicara itu.
Advertisement
Outlet yang Curigai AS
News Front dikendalikan oleh layanan keamanan federal Rusia. New Eastern Outlook dan Oriental Review diarahkan dan dikendalikan oleh dinas intelijen luar negeri Rusia.
Outlet keempat, Rebel Inside, yang dikendalikan oleh tentara Rusia, juga disebutkan oleh pusat tetapi sebagian besar tidak aktif, kata juru bicara itu.
"Departemen AS akan terus mengekspos aktivitas jahat Rusia secara online," tambahnya.
"Kami juga akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami untuk memberikan tanggapan global dalam melawan disinformasi."
Infografis Vaksin COVID-19:
Advertisement