Liputan6.com, Tibet - Pada 10 Maret 1959, orang-orang Tibet bersatu dalam pemberontakan, mengelilingi istana musim panas Dalai Lama yang menentang pasukan pendudukan Tiongkok.
Pendudukan Tiongkok di Tibet dimulai hampir satu dekade sebelumnya, pada Oktober 1950, ketika pasukan dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyerbu negara itu, hampir satu tahun setelah Komunis memperoleh kendali penuh atas daratan Tiongkok.
Pemerintah Tibet menyerah pada tekanan Tiongkok pada tahun berikutnya, menandatangani perjanjian yang memastikan kekuasaan Yang Mulia Dalai Lama, pemimpin spiritual negara, atas urusan dalam negeri Tibet.
Advertisement
Perlawanan terhadap pendudukan Tiongkok terus meningkat selama beberapa tahun berikutnya, termasuk pemberontakan di beberapa daerah di Tibet timur pada tahun 1956.
Pemberontakan membara di Lhasa, ibu kota, dan komando Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengancam akan mengebom kota tersebut jika diperintahkan untuk tidak dipertahankan.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Pemicu Pemberontakan di Lhasa
Pemberontakan Maret 1959 di Lhasa dipicu oleh ketakutan akan rencana penculikan Dalai Lama dan membawanya ke Beijing. Ketika perwira militer Tiongkok mengundang Yang Mulia untuk mengunjungi markas besar PLA untuk pertunjukan teater dan acara minum teh resmi, dia diberitahu bahwa dia harus datang sendiri, dan tidak ada pengawal atau personel militer Tibet yang diizinkan melewati tepi kamp militer.
Pada 10 Maret, 300.000 orang Tibet yang setia mengepung Istana Norbulinka, mencegah Dalai Lama menerima undangan PLA. Artileri Tiongkok diarahkan ke istana, dan Dalai Lama dievakuasi ke negara tetangga India. Pertempuran pecah di Lhasa dua hari kemudian, dengan pemberontak Tibet kalah jumlah dan persenjataan.
Pada awal 21 Maret, Tiongkok mulai menembaki Norbulinka, membantai puluhan ribu pria, wanita, dan anak-anak yang masih berkemah di luar. Sebagai akibatnya, PLA menindak perlawanan Tibet, mengeksekusi penjaga Dalai Lama dan menghancurkan biara-biara utama Lhasa bersama dengan ribuan penduduknya.
Cengkeraman China di Tibet dan penindasan brutal terhadap aktivitas separatis terus berlanjut dalam beberapa dekade setelah pemberontakan yang gagal. Puluhan ribu orang Tibet mengikuti pemimpin mereka ke India, di mana Dalai Lama telah lama mempertahankan pemerintahan di pengasingan di kaki bukit Himalaya.
Â
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement