Sukses

COVAX: Jerman Ikut Patungan Vaksin COVID-19 untuk Indonesia

Jerman ikut menyumbang dana untuk vaksin COVID-19 yang tiba di Indonesia melalui fasilitas COVAX.

Liputan6.com, Jakarta - Jerman turut menyambut kedatangan 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca ke Indonesia. Vaksin itu berasal dari fasilitas COVAX.

Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia mengaku ikut menyumbang ke COVAX sebesar 2,2 miliar euro (Rp 25 triliun). Jerman menilai tidak akan ada yang aman hingga vaksin COVID-19 didistribusi secara merata.

"1,1 juta dosis vaksin siap pakai ini hanyalah batch pertama dari ronde pertama vaksin untuk Indonesia sejumlah 11,7 juta dosis yang akan tiba di Indonesia hingga Mei 2021," ujar Dubes Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, dalam pernyataan resmi, Selasa (9/3/2021).

"Jerman bangga menjadi salah satu donor terbesar COVAX dengan kontribusi (total) lebih dari 2,2 juta euro. Tidak ada yang aman hingga semua orang aman," tegas Dubes Schoof.

Indonesia mendapat jatah hingga 11,7 juta vaksin COVID-19 yang datang bertahap hingga Mei 2021.

Jerman adalah salah satu negara yang menekankan pentingnya aksi gabungan untuk akses vaksin COVID-19. Jerman juga menyumbang 600 juta euro untuk Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

WHO Minta Agar Vaksin COVID-19 Tidak Dijadikan Syarat Jika Ingin Bepergian

Seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (8/3) mengatakan bahwa apa yang disebut "paspor vaksin" untuk COVID-19 tidak boleh digunakan sebagai syarat perjalanan internasional karena banyaknya kekhawatiran.

Ini termasuk pertimbangan etis bahwa vaksin virus corona tidak mudah tersedia secara global, kata kepala kedaruratan WHO Dr Michael Ryan pada konferensi pers seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (9/3/2021).  

Ada "pertimbangan praktis dan etis yang nyata" bagi negara-negara yang mempertimbangkan menggunakan sertifikasi vaksin sebagai syarat untuk bepergian, dan badan kesehatan PBB menyarankan untuk tidak melakukannya untuk saat ini, kata Ryan.

"Vaksinasi tidak cukup tersedia di seluruh dunia dan tidak tersedia secara adil," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Masalah Keadilan

WHO sebelumnya mencatat bahwa masih belum diketahui berapa lama kekebalan dapat bertahan dari banyak vaksin COVID-19 berlisensi dan data tersebut masih dikumpulkan.

Ryan juga mencatat bahwa strategi tersebut mungkin tidak adil bagi orang-orang yang tidak dapat divaksinasi karena alasan tertentu dan bahwa mewajibkan paspor vaksin dapat memungkinkan “ketidakadilan (untuk) dicap lebih jauh ke dalam sistem”. 

Hingga kini, sudah ada lebih dari 300 juta dosis vaksin yang disalurkan ke seluruh dunia. Indonesia telah menyalurkan sekitar 4 juta vaksin dengan Sinovac. 

4 dari 4 halaman

Infografis Vaksin COVID-19: