Liputan6.com, Yangon- Kematian pada seorang pejabat dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar yang dipimpin Aung San Suu Kyi dalam tahanan kembali terjadi.
Seorang mantan anggota parlemen Myanmar, Ba Myo Thein mengungkap, pejabat dari partai pemimpin sipil Aung San Suu Kyi tersebut meninggal dalam tahanan setelah ditangkap pada Selasa pagi (9/3) waktu setempat.
Ba Myo Thein mengatakan, pejabat partai yang bernama Zaw Myat Linn, ditangkap sekitar pukul 1.30 pagi.
Advertisement
Zaw Myat Linn, adalah pejabat kedua dari Partai NLD yang meninggal dalam tahanan.
"Sekarang, pihak kerabat (pejabat tersebut) sedang berusaha menjemput jenazahnya di Rumah Sakit Militer," kata Ba Myo Thein, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/3/2021).Â
Demonstrasi antikudeta pada Selasa 9 Maret di Myanmar mereda dengan cepat setelah ratusan demonstran muda yang ditahan di Yangon dibebaskan.
Negara-negara Barat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta militer Myanmar untuk membebaskan anak-anak muda tersebut setelah kekhawatiran akan keselamatan mereka.
Pengambilalihan militer dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu telah memicu protes harian di seluruh Myanmar, ditambah dengan pasukan keamanan yang menindak aksi protes dengan keras.
Diketahui, lebih dari 60 demonstran telah tewas dan lebih dari 1.800 lainnya dalam tahanan, menurut sebuah kelompok advokasi.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Penggrebekan Rumah Warga
Meski cepat mereda, protes yang terjadi Yangon dan kota-kota lain di Myanmar dibubarkan oleh pasukan keamanan dengan gas air mata dan granat kejut.
Sedikitnya dua orang terluka, satu oleh luka tembakan, di kota Mohnyin di utara Myanmar, menurut media setempat.
Ribuan orang juga menentang jam malam pada 8 Maret, dengan turun ke jalan-jalan di Yangon untuk mendukung para pemuda di distrik Sanchaung, tempat mereka mengadakan protes harian menentang kudeta.
Pasukan keamanan dilaporkan mulai menggeledah apartemen dan tempat-tempat tinggal warga lainnya setelah penutupan internet setiap malam menyelimuti Myanmar pada pukul 1 pagi waktu setempat, menurut keterangan seorang warga kepada AFP.
Penggrebekan dilakukan pada rumah yang kedapatan mengibarkan bendera merah dan emas Partai NLD di balkon mereka.
Seorang warga mengungkapkan bahwa rumahnya - yang tidak menampung demonstran di dalamnya - digeledah.
"Mereka menggeledah setiap gedung di jalan Kyun Taw - mereka menghancurkan kunci gedung apartemen jika dikunci di lantai bawah," ungkap warga tersebut.
Aktivis pemuda Shar Ya Mone mengatakan dirinya telah berada di sebuah gedung dengan sekitar 15 hingga 20 orang lainnya.Â
Tetapi Shar Ya Mone sekarang sudah bisa pulang dengan aman.
"Ada banyak tumpangan mobil gratis dan orang-orang menyambut para demonstran," kata Shar Ya Mone dalam suatu panggilan telepon.
Sementara itu, sejumlah demonstran lainnya dilaporkan tampak memposting di media sosial bahwa mereka dapat meninggalkan daerah itu sekitar pukul 5 pagi setelah pasukan keamanan pergi.
Advertisement