Sukses

Ilmuwan Ungkap Cara Berkomunikasi dengan Orang Sedang Tidur

Ilmuwan menjelaskan cara untuk melakukan komunikasi dengan orang yang sedang tidur nyenyak.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah film berjudul Inception karya Christopher Nolan, karakter dalam film tersebut melakukan teknik yang memungkinkan mereka berkomunikasi dengan individu yang sedang tidur dengan menyerang ruang impian mereka.

Ternyata, hal serupa ada di dunia nyata.

Mengutip Sea Mashable, Kamis (11/3/2021), ilmuwan di Northwestern University di Illinois, AS, telah menemukan fenomena yang melihat orang dalam keadaan tidur dan bermimpi memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia nyata, termasuk melakukan instruksi sederhana, menjawab pertanyaan ya-atau-tidak, dan bahkan menyelesaikan pertanyaan dasar soal matematika.

Mereka menyebut fenomena tersebut sebagai "mimpi interaktif", dan itu terjadi selama fase yang dikenal sebagai tidur Rapid Eye Movement (REM), tahap tidur tempat mimpi terjadi, dan tahap yang masih dipelajari oleh para ilmuwan tentang hal-hal baru.

Para peneliti bekerja dengan sekelompok 36 individu di empat laboratorium berbeda untuk membuat eksperimen tidur berdasarkan teori mereka, dengan beberapa peserta memiliki kondisi terkait tidur yang berbeda seperti narkolepsi.

"Kami menemukan bahwa individu dalam tidur REM dapat berinteraksi dengan pelaku eksperimen dan terlibat dalam komunikasi waktu nyata," kata psikolog Universitas Northwestern, Ken Paller. 

"Kami juga menunjukkan bahwa pemimpi mampu memahami pertanyaan, terlibat dalam operasi memori kerja, dan menghasilkan jawaban."

"Kebanyakan orang mungkin memperkirakan bahwa ini tidak akan mungkin - bahwa orang akan terbangun ketika ditanyai pertanyaan atau gagal menjawab, dan tentu saja tidak memahami pertanyaan tanpa salah menafsirkannya."

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Berkomunikasi dari Alam Mimpi

Dengan memantau mereka melalui electroencephaloghrams (EEC), para peserta diberi berbagai rangsangan saat mereka tidur, seperti isyarat vokal, lampu berkedip, dan kontak fisik.

Selanjutnya, mereka diminta untuk menanggapi tugas dan pertanyaan sederhana termasuk menyelesaikan persamaan matematika dasar, menghitung jumlah kilatan yang mereka lihat, menjawab pertanyaan ya-atau-tidak sederhana, dan menanggapi sentuhan.

Para peserta akan menanggapi pertanyaan dan perintah ini melalui gerakan mata atau otot wajah yang telah ditentukan, dan hasilnya menunjukkan bahwa setidaknya ada satu tanggapan yang benar untuk pertanyaan di 47 persen dari 57 sesi tes di mana peserta mengkonfirmasi bahwa mereka dalam keadaan bermimpi.

Untuk memastikan bahwa peserta benar-benar dalam mimpi, konfirmasi keadaan mimpi dilakukan dengan cara yang membutuhkan persetujuan dari beberapa saksi yang hadir.

Individu yang memberikan tanggapan yang benar biasanya dibangunkan untuk membuat mereka melaporkan mimpi mereka. 

Pada titik ini, beberapa mengatakan bahwa mereka ingat menerima rangsangan seolah-olah mereka datang dari luar mimpi - seperti suara tanpa tubuh, misalnya, sementara beberapa mengatakan mereka menganggap rangsangan sebagai bagian dari mimpi itu sendiri - misalnya , seperti mendengarkan radio yang ada di dunia mimpi mereka.

3 dari 3 halaman

Manfaat Mimpi

Hasil percobaan diterbitkan dalam terbitan jurnal ilmiah Current Biology, dan para peneliti menyamakan percobaan untuk mencoba berkomunikasi dengan astronot di angkasa luar dan menemukan tanggapan yang sangat menarik.

Selain menjelaskan apa yang terjadi selama tidur REM, penelitian ini berpotensi bermanfaat dalam sejumlah cara lain, termasuk melatih individu untuk menggunakan mimpi mereka sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup tertentu. 

Dalam kasus lain, teknik tersebut dapat digunakan untuk menangani masalah kesehatan mental tertentu seperti kehilangan ingatan atau gangguan tidur.

Mungkin lebih jauh lagi, teknik ini bahkan dapat membantu individu mengontrol apa yang sebenarnya mereka alami dalam mimpi mereka.

"Pengamatan berulang terhadap mimpi interaktif ini, yang didokumentasikan oleh empat kelompok laboratorium independen, menunjukkan bahwa karakteristik fenomenologis dan kognitif dari mimpi dapat diinterogasi secara real time," kata tim tersebut dalam laporan mereka.

"Saluran komunikasi yang relatif belum dijelajahi ini dapat memungkinkan berbagai aplikasi praktis dan strategi baru untuk eksplorasi mimpi secara empiris."