Liputan6.com, Sofia - Bulgaria pada Jumat 12 Maret 2021 menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca dalam program imunisasi COVID-19 sampai regulator obat Eropa mengeluarkan pernyataan tertulis, yang dapat menghilangkan semua keraguan tentang keamanan vaksin tersebut.
"Sampai semua keraguan hilang dan selama belum ada jaminan dari para ahli bahwa vaksin tersebut tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat, kita akan menghentikan vaksinasi dengan vaksin ini," kata Perdana Menteri Boyko Borissov melalui pernyataan.
Advertisement
Baca Juga
Bulgaria bergabung dengan Denmark, Norwegia, dan Islandia, yang sudah terlebih dahulu menangguhkan peluncuran vaksin AstraZeneca. Penangguhan diputuskan di tengah laporan bahwa beberapa orang yang menerima suntikan vaksin tersebut mengalami penggumpalan darah.
Badan Medis Eropa (EMA) pada Kamis (11/3) mengeluarkan dukungan bagi penggunaan vaksin AstraZeneca, dengan alasan bahwa manfaat vaksin itu lebih besar dibandingkan risikonya. Dengan demikian, EMA menganggap vaksin tersebut bisa terus diberikan.
AstraZeneca pada Kamis mengatakan bahwa dalam data keamanan dari sedikitnya 10 juta catatan tidak ditemukan bukti soal peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena, yang ditandai dengan pembentukan gumpalan darah.
Pada Jumat, Jerman menyatakan akan terus memberikan vaksin AstraZeneca sementara Prancis mengatakan vaksin itu telah menunjukkan kemanjuran yang luar biasa.
Simak video pilihan berikut:
PM Thailand dan Negara Eropa Batal Terima Suntikan Vaksin AstraZeneca
Sebelumnya, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan anggota kabinet Thailand lainnya membatalkan rencana menerima suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Pembatalan itu diputuskan setelah Thailand menunda penggunaan vaksin AstraZeneca karena munculnya laporan kasus pembekuan darah di beberapa negara Eropa.
Dekan Fakultas Kedokteran di Rumah Sakit Siriraj, Prasit Watanapa menegaskan dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan Thailand, peluncuran akan ditunda setelah penangguhan vaksinasi dengan vaksin di Denmark, Norwegia, dan Islandia.
"Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan," kata Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin COVID-19 Thailand, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (12/3/2021).
"Kami akan menunda (juga)," tambahnya.
Sekretaris tetap Kementerian Kesehatan Masyarakat, Kiattiphum Wongjit mengatakan, Thailand berada dalam posisi untuk menangguhkan vaksin demi penyelidikan keamanan.
Diketahui, Denmark menangguhkan vaksinasi di wilayahnya selama dua pekan setelah seorang perempuan berusia 60 tahun, yang disuntik vakin AstraZeneca dari kelompok yang sama yang digunakan di Austria meninggal dunia.
Perempuan itu meninggal dunia karena gumpalan darah di tubuhnya yang terjadi diduga terjadi setelah divaksinasi, menurut otoritas kesehatan Denmark.
Tanggapan Denmark tersebut juga didorong oleh laporan "kemungkinan efek samping yang serius" dari negara-negara Eropa lainnya.
Sementara itu, Norwegia dan Islandia menyatakan penangguhan vaksinasi COVID-19 itu sebagai tindakan pencegahan.
Advertisement