Liputan6.com, Jakarta - Total kasus COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai 120,1 juta kasus. Angka kematian mencapai 2,6 juta orang.
Kasus positif tertinggi masih berada di Amerika Serikat, yakni 29,4 juta orang, sementara jumlah meninggal 535 ribu orang. Jumlah tes di AS mencapai 373 juta tes.
Advertisement
Baca Juga
CDC melaporkan bahwa mayoritas pasien COVID-19 yang meninggal di AS adalah akibat penyakit penyerta, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kegemukan (obesitas).
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Selasa (16/3/2021), berikut lima negara dengan kasus tertinggi:
1. AS: 29,4 juta kasus
2. Brasil: 11,5 juta
3. India: 11,3 juta
4. Rusia: 4,3 juta
5. Inggis: 4,2 juta
Kasus di China berjumlah 101 ribu kasus, lebih sedikit ketimbang kasus di Kenya (113 ribu), maupun Irak (712 ribu).
Sementara, kasus di Uni Emirat Arab telah mencapai 428 ribu, melewati Arab Saudi yang mencatat 382 ribu kasus.
Program vaksinasi COVID-19 masih berlanjut di seluruh dunia. Saat ini, beberapa negara Eropa sedang menahan vaksinasi dari AstraZeneca.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sempat Ditunda, Thailand Mulai Vaksinasi COVID-19 dengan AstraZeneca
Thailand akan mulai menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada Selasa (16/3/2021) setelah penundaan singkat karena kekhawatiran atas keamanannya. Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha dan kabinetnya, sempat membatalkan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca - akan menjadi yang pertama menerima suntikan.
Akan dimulainya vaksinasi COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca itu diumumkan pada Senin 15 Maret, oleh direktur juru bicara kantor pemerintahan Thailand, Natreeya Thaweewong dalam grup obrolan dengan media lokal.Â
Beberapa jam sebelumnya, Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca akan diberikan kepada Kabinet jika disetujui oleh ahli kesehatan setempat, yang akan melakukan pertemuan untuk mendiskusikan langkah tersebut.Â
Menurut Anutin, banyak negara yang telah mengkonfirmasi tidak ada bukti pembekuan darah sebagai efek samping dari vaksin - sehingga suntikan vaksin akan diberikan.Â
"Kata panitia akademik (vaksin) harus diberikan dan sore ini mereka akan bertemu agar lebih meyakininya," imbuhnya.
"Kalau belum ada informasi lebih lanjut, (vaksinasi) akan dilakukan besok," terang Anutin, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Â
Advertisement