Liputan6.com, Baghdad - Tujuh roket menghantam pangkalan udara Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat (AS) di utara Baghdad pada Senin 15 Maret waktu setempat.
Dikutip dari laman Arab News, Selasa (16/3/2021) insiden ini diduga terjadi lantaran serangkaian serangan yang secara rutin disalahkan Washington pada faksi-faksi terkait Iran.
Serangan pada malam hari di Al-Balad tidak menimbulkan korban atau kerusakan di dalam pangkalan, kata seorang pejabat keamanan.
Advertisement
Baca Juga
Dari total tujuh roket, ada lima roket yang jatuh ke desa terdekat di Irak. Pihak keamanan mencatat bahwa ketujuh roket itu ditembakkan dari desa terpisah di provinsi tetangga Diyala, sebelah timur pangkalan.
Hingga saat ini, tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas insiden tersebut. Ada beberapa serangan seperti itu dalam beberapa pekan terakhir yang menargetkan lokasi di mana pasukan AS beroperasi.
Pada 3 Maret 2021, seorang sub-kontraktor Amerika Serikat tewas dalam serangan serupa terhadap pangkalan udara lain, Ain Assad, di gurun barat Irak.
Itu terjadi beberapa hari setelah AS membom sebuah depot perbatasan di negara tetangga Suriah yang menurut Pentagon digunakan oleh milisi bersenjata Irak.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sempat Lakukan Gencatan Senjata
Presiden AS Joe Biden menggambarkan serangan 25 Februari itu sebagai "peringatan" bagi Iran.
Lusinan serangan roket dan bom pinggir jalan menargetkan situs keamanan, militer, dan diplomatik Barat di Irak pada tahun 2020, yang disalahkan oleh sumber militer Irak dan Barat pada faksi garis keras pro-Iran.
Serangan itu hampir berhenti total pada bulan Oktober 2020 menyusul gencatan senjata dengan kelompok garis keras, tetapi sejak itu kembali dilanjutkan.
Advertisement