Sukses

4 Kali Ganti Selama Pandemi COVID-19, Ini Menkes Brasil yang Baru

Presiden Brasil menghadapi kritik luas atas penanganannya terhadap wabah Corona COVID-19.

Liputan6.com, Brasilia - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengumumkan menteri kesehatan baru di masa pemeritahaannya. Ia merupakan sosok keempat yang menduduki kursi tersebut sejak pandemi virus Corona COVID-19 dimulai.

Marcelo Queiroga, seorang dokter ahli jantung akan menggantikan Jenderal Eduardo Pazuello, seorang perwira militer yang tidak memiliki keterampilan medis.

Itu terjadi ketika jumlah kematian terkait Corona COVID-19 di Brasil mendekati angka 280.000 kasus.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (16/3/2021) Brasil memiliki jumlah infeksi dan kematian tertinggi kedua di dunia, setelah AS.

Bolsonaro telah menghadapi kritik luas atas penanganannya terhadap wabah tersebut.

"Diputuskan pada sore hari untuk menunjuk dokter Marcelo Queiroga ke Kementerian Kesehatan," kata Bolsonaro dalam pidatonya di istana kepresidenan Alvorada, Senin (15/3/).

Dia mengatakan proses transisi "harus memakan waktu satu atau dua minggu".

Beberapa jam sebelumnya, Jenderal Pazuello mengatakan kepada wartawan bahwa presiden akan menggantikannya untuk "mengatur kembali" kementerian.

Presiden Brasil mengatakan, dia telah melakukan percakapan "luar biasa" dengan Queiroga, menambahkan: "Dia memiliki segalanya, menuruti perintah saya untuk melakukan pekerjaannya dengan baik.

"Mulai sekarang, kami akan menuju fase yang lebih agresif terkait perang melawan virus."

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kasus COVID-19 di Brasil

Eduardo Pazuello diangkat sebagai menteri kesehatan pada Mei 2020. Dua pendahulunya dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap Bolsonaro dengan mempertanyakan kepemimpinan sang presiden.

Hingga saat ini, infeksi COVID-19 terus meningkat, diperburuk oleh varian yang lebih menular.

Minggu lalu negara itu melampaui 2.000 kematian terkait COVID-19 dalam satu hari untuk pertama kalinya.

Sistem kesehatan Brasil dilaporkan hampir runtuh dengan unit perawatan intensif yang hampir mencapai kapasitas penuh di 15 ibu kota negara bagian.