Sukses

Otoritas Manila Minta Anak di Bawah 18 Tahun Tetap di Rumah Selama Pandemi COVID-19

Filipina akhir tahun lalu mulai melonggarkan salah satu aturan penguncian terpanjang, termasuk di ibukota Manila.

Liputan6.com, Manila - Otoritas di Manila, Filipina akan memperluas larangan bagi anak di bawah umur meninggalkan rumah mereka guna mengekang penyebaran Corona COVID-19.

Hanya mereka yang berusia 18 hingga 65 tahun yang akan diizinkan keluar dari rumah, demikian disampaikan oleh Otoritas Pembangunan Metro Manila dalam sebuah pernyataan.

Filipina pada akhir 2020 mulai melonggarkan salah satu aturan penguncian terpanjang. Negara yang terletak di Asia Tenggara ini telah melihat lonjakan kasus COVID-19 sejak Maret 2021.

Tercatat ada peningkatan harian terbesar sejak pertengahan Agustus dengan 5.404 infeksi baru.

Jam malam juga telah diberlakukan kembali sejak Senin 15 Maret selama dua minggu di Manila. Tindakan tambahan seperti larangan berkumpul untuk minum minuman keras pun juga diberlakukan.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Filipina Terima Vaksin COVID-19

Filipina menerima gelombang pertama vaksin COVID-19 pada Minggu (28/2), menjadikannya sebagai negara terakhir di Asia Tenggara yang mendapatkan dosis, meskipun memiliki jumlah infeksi dan kematian tertinggi kedua di wilayah tersebut.

Sebuah pesawat angkut militer China yang membawa 600.000 dosis vaksin yang disumbangkan oleh China tiba di sebuah pangkalan udara di ibu kota dalam acara sore hari yang disiarkan langsung di TV yang dikelola pemerintah. Demikian seperti mengutip Channel News Asia.

Selain vaksin yang disumbangkan dari Sinovac Biotech, pemerintah secara terpisah memesan 25 juta dosis dari perusahaan yang berbasis di China itu. Total 525.600 dosis awal vaksin COVID-19 dari AstraZeneca.

Sebagian besar pengiriman vaksin diharapkan tiba akhir tahun ini.

Resty Padilla, juru bicara panel pemerintah yang menangani pandemi, mengatakan vaksin itu bisa menjadi "game changer" dalam krisis kesehatan yang melemahkan yang telah menginfeksi lebih dari 576.000 orang di Filipina dan menewaskan sedikitnya 12.318 lainnya.

Penguncian dan pembatasan karantina juga telah memundurkan ekonomi Manila dalam salah satu resesi terburuk di kawasan itu dan memicu pengangguran dan kelaparan.