Liputan6.com, Gumi - Sebuah kasus kematian dan kehilangan anak perempuan di kota Gumi menjadi sorotan di Korea Selatan (Korsel).
Kasus bermula dari temuan mayat anakperempuan berusia tiga tahun pada 10 Februari 2021. Ia ditemukan di lantai tiga pada rumah multi-unit di Gumi dalam keadaan kelaparan. Ia tewas enam bulan sebelum ditemukan.
Advertisement
Baca Juga
Polisi lantas menangkap seorang wanita 22 tahun bernama Kim (nama keluarga) yang dituduh meninggalkan balita tersebut pada Agustus 2020. Motif wanita itu adalah untuk menikah kembali.
Setelah diperiksa, ternyata balita yang meninggal itu bukan anak Kim, melainkan anak dari ibunya yang tinggal di bangunan yang sama.
Polisi mencurigai bahwa Kim dan Seok masing-masing melahirkan bayi perempuan pada waktu yang hampir bersamaan, dan polisi menduga wanita bernama Seok (nama keluarga) itu sengaja menukar anaknya dengan cucu perempuannya.
Yonhap melaporkan, Rabu (17/3/2021), polisi masih belum dapat menguak misteri ini karena keberadaan balita yang hilang belum diketahui. Sejauh ini, polisi menduga si ibu menukar anak itu dengan cucunya, supaya bayinya bisa disurus oleh Kim.
Seok yang berusia 48 tahun itu sudah diperiksa polisi. Ia ditanya di mana keberadaan anak perempuan Kim yang juga merupakan cucunya sendiri. Akan tetapi, ia membantah segala tuduhan, serta mengaku tidak melahirkan bayi yang meninggal tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penuh Misteri
Pihak forensik di Korea Selatan berkata anak yang meninggal itu memang anak dari Seok. Kesamaan DNA mereka mencapai 99,9999 persen.
Seok dengan tegas menolak hasil tersebut.
Polisi Korsel hingga kini masih belum dapat mencari lokasi balita yang masih hidup itu (anak dari Kim).
Kim sendiri mengaku tidak sadar ada penukaran anak.
Kim dan Seok dijerat dengan pasal berbeda. Seok saat ini hanya kena pasal penculikan anak dan pengabaian anak karena tidak langsung lapor polisi saat menemukan mayat balita berusia tiga tahun itu.
Lokasi Gumi sejatinya sangat jauh dari ibu kota Seoul, yakni 260 kilometer di tenggara Seoul. Perhatian publik Korsel kepada kesejahteraan anak sedang meningkat terutama karena kasus kematian bayi bernama Yongin yang tewas disiksa orang tua angkatnya.
Advertisement