Sukses

Desak Pemulihan Demokrasi Myanmar, Jokowi Bakal Adakan Pertemuan dengan Pemimpin ASEAN

Presiden Jokowi merencanakan akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (19/3) menyerukan agar demokrasi dipulihkan, kekerasan dihentikan di Myanmar dan para pemimpin Asia Tenggara untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas situasi di sana.

"Saya akan segera memanggil Sultan Brunei Darussalam sebagai ketua ASEAN untuk secepatnya mengadakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar," ujarnya dalam pidato virtual, seperti mengutip Channel News Asia, Jumat (19/3/2021).

Brunei saat ini adalah ketua dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Kepala angkatan bersenjata Indonesia Hadi Tjahjanto juga menyatakan keprihatinan atas situasi di Myanmar dalam konferensi video para kepala pertahanan Asia Tenggara pada hari Kamis, menurut situs web militer.

Pemimpin kudeta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing hadir dalam pertemuan itu, keterlibatan internasional pertamanya sejak merebut kekuasaan.

Indonesia mengadakan pembicaraan intensif dengan militer Myanmar dan perwakilan dari pemerintah terpilih yang digulingkan bulan lalu dalam upaya untuk mengakhiri krisis atas kudeta militer 1 Februari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Desak Pemulihan Demokrasi Myanmar

Indonesia telah menjadi pemimpin di ASEAN dalam upaya untuk menyelesaikan gejolak Myanmar. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan menteri luar negeri Myanmar yang ditunjuk militer, Wunna Maung Lwin, untuk melakukan pembicaraan di Bangkok pada 24 Februari lalu. 

Tentara Myanmar merebut kekuasaan setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November yang disapu oleh Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, menahannya dan sebagian besar pimpinan partai.

Para penentang kudeta telah menggelar demonstrasi selama berminggu-minggu di kota-kota di seluruh Myanmar, dengan sejumlah pengunjuk rasa tewas dalam kekerasan yang terjadi kemudian.

Upaya Indonesia untuk menyelesaikan krisis telah menimbulkan kecurigaan di antara para aktivis demokrasi Myanmar yang khawatir berurusan dengan junta akan memberikan legitimasi dan upayanya untuk membatalkan pemilihan November. Mereka bersikeras bahwa hasil pemilu harus dihormati.