Sukses

Diblokir Twitter dan Facebook, Donald Trump Akan Bikin Platform Media Sosial Sendiri

Donald Trump diblokir dari Twitter dan Facebook setelah kerusuhan mematikan pada awal Januari di Capitol AS di Washington D.C.

Liputan6.com, Miami - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan segera kembali ke media sosial "dengan platformnya sendiri", kata penasihat pribadinya.

"Saya pikir kita akan melihat Presiden Donald Trump kembali ke media sosial mungkin sekitar dua atau tiga bulan," kata Jason Miller kepada Fox News.

Dia mengatakan platform itu "akan menjadi hal terpanas di media sosial" dan akan "sepenuhnya mengubah permainan".

Trump diskors dari Twitter dan Facebook setelah kerusuhan mematikan pada awal Januari di Capitol AS di Washington DC, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (22/3/2021).

Serangan pada 6 Januari oleh pendukung Trump menewaskan lima orang termasuk seorang petugas polisi, dan mengguncang dasar demokrasi Negara Adidaya tersebut.

Beberapa hari kemudian, Twitter mengatakan akun Trump - @realDonaldTrump - "ditangguhkan secara permanen karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut".

Donald Trump menggunakan Twitter sebagai corongnya selama lebih dari 10 tahun, untuk melewati media tradisional dan berbicara langsung dengan pemilih.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Masih Rahasia

Mantan presiden itu memiliki hampir 90 juta pengikut di platform sosial tersebut.

Miller tidak memberikan rincian tentang hal ini (medsos apa yang akan digunakan), hanya mengatakan; "Semua orang akan menunggu dan melihat apa yang sebenarnya dilakukan oleh Presiden Trump".

Penasihat itu mengatakan Trump telah melakukan "pertemuan besar" dengan berbagai tim terkait di resor Mar-a-Lago miliknya di Florida.

"Banyak perusahaan" telah mendekati mantan presiden, kata Miller.

"Platform baru ini akan menjadi besar," tambahnya, memprediksi bahwa Trump akan menarik "puluhan juta orang".

 

3 dari 3 halaman

Mengapa Trump dilarang oleh Twitter?

Trump awalnya diblok oleh Twitter selama 12 jam pada Januari setelah dia menyebut orang-orang yang menyerbu Capitol AS sebagai "patriot".

Ratusan pendukungnya memasuki kompleks tersebut saat Kongres AS berusaha untuk menjamin kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden tahun lalu.

Twitter memperingatkan kemudian akan melarang Trump "secara permanen" jika dia melanggar aturan platform lagi.

Setelah diizinkan kembali di Twitter, Trump memposting dua tweet kontroversial lahi.

Perusahaan media sosial tersebut mengatakan kedua tweet ini "melanggar kebijakan."