Sukses

Hambat Perdagangan Global, Pemilik Kapal Kargo yang Blokir Jalur Terusan Suez Minta Maaf

Pemilik kapal kargo yang memblokir jalur air di Terusan Suez meminta maaf.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik kapal kargo raksasa asal Jepang yang telah memblokir Terusan Suez Mesir sejak Selasa (23/3) meminta maaf atas gangguan perdagangan global.

Shoei Kisen Kaisha mengatakan pihaknya mencoba untuk menyelesaikan situasi secepat mungkin, tetapi mencabut Kapal Ever Given terbukti sangat sulit.

Mengutip BBC, Jumat (26/3/2021), insinyur kelautan dan penyelamat gagal dalam upaya terakhir mereka pada hari Kamis.

Kapal sepanjang 400m (1.300 kaki), berbobot 200.000 ton itu terjepit di kanal di tengah angin kencang dan badai debu.

Evergreen Marine, perusahaan Taiwan yang mengoperasikan kapal tersebut, mengatakan para ahli penyelamatan sedang bekerja dengan kapten dan Otoritas Terusan Suez untuk merancang rencana yang lebih efektif untuk mengapung kembali kapal tersebut.

Penyumbatan tersebut menciptakan hambatan yang panjang di jalur air, dengan lebih dari 150 kapal saat ini menunggu di daerah tersebut untuk lewat. 

Sekitar 12% perdagangan global melewati kanal, yang menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah dan menyediakan jalur laut terpendek antara Asia dan Eropa. Rute alternatif, yakni dengan mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika, bisa memakan waktu dua minggu lebih lama.

"Bekerja sama dengan otoritas lokal dan Bernhard Schulte Shipmanagement, sebuah perusahaan manajemen kapal, kami mencoba untuk mengapung kembali [Ever Given], tetapi kami menghadapi kesulitan yang ekstrim," kata pemilik, Shoei Kisen Kaisha, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

"Kami dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan kekhawatiran besar bagi kapal-kapal di Terusan Suez dan mereka yang berencana melewati kanal itu," tambahnya.

2 dari 2 halaman

Risiko Hadapi Klaim Jutaan Dolar

Sumber industri mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa bahkan jika Kapal Ever Given dikembalikan dengan cepat, pemilik dan perusahaan asuransi menghadapi klaim sebesar jutaan dolar untuk penundaan dan biaya tambahan yang timbul dari perusahaan lain.

Toshiaki Fujiwara, seorang pejabat di Shoei Kisen Kaisha, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kapal itu memiliki polis asuransi, tetapi dia tidak mengetahui detail atau biaya apa pun yang terlibat pada tahap ini. 

"Ini baru permulaan," katanya.

Harga minyak mentah global naik 6% pada hari Rabu setelah lalu lintas melalui kanal yang dihentikan, meskipun turun lebih dari 4% pada hari Kamis.

Video Terkini