Liputan6.com, Jakarta - Upaya terbaru sedang dilakukan untuk memulihkan kapal kontainer raksasa yang memblokir Terusan Suez Mesir.
Otoritas kanal mengatakan 14 kapal penarik telah mencoba memanfaatkan gelombang pasang pada hari Sabtu dan lebih banyak lagi akan tiba pada hari Minggu jika upaya terbaru gagal.
Kapal kargo 'The Ever Given' terjepit di kanal - salah satu saluran perdagangan tersibuk di dunia - sejak Selasa (23/3).
Advertisement
Melansir BBC, Minggu (28/3/2021), lebih dari 300 kapal terjebak di kedua sisi penyumbatan, sehingga beberapa kapal harus mengubah rute di sekitar Afrika.
Pada Jumat malam, kapal keruk telah memindahkan sekitar 20.000 ton pasir dari sekitar haluan Ever Given, yang tertancap jauh ke dalam tepi kanal.
Ketua Otoritas Terusan Suez (SCA), Osama Rabie, mengatakan pada konferensi pers pada hari Sabtu bahwa 9.000 ton air pemberat - yang disimpan dalam tangki untuk menstabilkan kapal - telah dipindahkan untuk membantu meringankan kapal. Dia mengatakan lalu lintas mulai bergerak pada Jumat malam, dan bahwa kemudi dan baling-baling sudah mulai bekerja lagi. Gelombang pasang dan angin kencang membuat pembebasan kapal lebih sulit, tambahnya.
Rabie tidak bisa mengatakan seberapa cepat kapal itu bisa diapungkan kembali tapi mengatakan SCA akan "bekerja sepanjang waktu" untuk membuat kapal lain lewat begitu Ever Given bisa dipindahkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kemungkinan Kesalahan Teknis
Laporan awal mengatakan kapal sepanjang 400m (1.300 kaki), berbobot 200.000 ton itu kandas dalam angin kencang dan badai pasir yang mempengaruhi jarak pandang.
Namun, Rabie mengatakan kondisi cuaca "bukan alasan utama" kapal terhenti.
"Mungkin ada kesalahan teknis atau manusia," katanya kepada wartawan, tanpa memberikan rincian.Â
"Semua faktor ini akan menjadi jelas dalam penyelidikan."Â
The Ever Given dioperasikan oleh perusahaan Taiwan Evergreen Marine dan dimiliki oleh Shoei Kisen dari Jepang. Yukito Higaki, presiden Shoei Kisen, mengatakan pada hari Jumat bahwa kapal tersebut tampaknya tidak rusak.
"Kapal tidak mengambil air. Setelah terapung, harus bisa beroperasi," ujarnya.
Advertisement