Sukses

PM Inggris Boris Johnson Didesak Sumbangkan Pasokan Vaksin COVID-19 ke Negara Miskin

PM Inggris Boris Johnson diminta kejelasan vaksin COVID-19 yang akan disumbangkan ke negara miskin.

Liputan6.com, London - Sekelompok badan amal mendesak Boris Johnson untuk "segera mengklarifikasi" berapa banyak dosis vaksin COVID-19 yang bersedia disumbangkan oleh Inggris ke negara-negara miskin.

Save the Children dan Wellcome Trust termasuk di antara mereka yang meminta PM untuk mulai menyumbangkan vaksin melalui Covax. Skema ini bertujuan untuk memberikan vaksin bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Sekretaris Kebudayaan Oliver Dowden mengatakan Inggris saat ini tidak memiliki surplus vaksin, tetapi ketika terjadi surplus maka akan dibagikan.

Mengutip BBC, Senin (29/3/2021), Inggris, yang telah memesan 400 juta dosis vaksin dan akan memiliki banyak yang tersisa, mengatakan akan menyumbangkan sebagian besar kelebihan pasokan vaksinnya ke negara-negara miskin.

Negara-negara berpenghasilan rendah yang paling mungkin menerima vaksin pertama melalui Covax termasuk Afghanistan, Haiti, Kongo, Ethiopia dan Somalia. 

Sementara itu, Menteri Pertama Irlandia Utara Arlene Foster mengatakan dia berharap Inggris akan memberikan dosis vaksin kepada Republik Irlandia, dalam upaya membantu menghentikan penyebaran infeksi di Irlandia Utara.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Stok Vaksin di Inggris

Sejauh ini, lebih dari 29 juta orang dewasa di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19.

Dalam sebuah surat, badan amal tersebut mengatakan Inggris adalah "salah satu pembeli vaksin per kapita tertinggi di dunia" dan berada di jalur untuk memiliki lebih dari 100 juta kelebihan dosis."

Oleh karena itu, ada risiko tinggi bahwa Inggris akan menimbun pasokan terbatas sementara petugas kesehatan dan yang paling rentan di negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memiliki akses," kata surat itu.

"Inggris akan memiliki kelebihan dosis vaksin untuk memvaksinasi pekerja kesehatan garis depan dunia dua kali lipat." 

Kelompok tersebut mendesak Inggris untuk segera mulai menyumbangkan dosis melalui inisiatif Covax.

Ilmuwan Sir Jeremy Farrar, direktur Wellcome Trust dan anggota Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Sage) pemerintah, mengatakan Inggris masih akan memiliki akses kontrak ke setidaknya 100 juta kelebihan dosis setelah seluruh populasi divaksinasi, yang katanya "tidak akan digunakan di Inggris".

"Sekarang saatnya untuk berpikir di luar batas negara kita," katanya. 

"Dunia tidak akan aman sementara negara mana pun masih memerangi virus," tambahnya.Â