Liputan6.com, Kairo - Pihak berwenang Mesir memerintahkan penahanan delapan orang terkait tabrakan kereta di distrik Tahta pada 26 Maret 2021. Sebanyak 18 orang tewas dan 200 terluka akibat tragedi tersebt.
Jaksa di Mesir memerintahkan penangkapan delapan orang yang terdiri atas dua masinis, dua asisten, penjata di menara traffic control, kepala traffic control di Assiut, dan dua penjaga, demikian laporan Arab News, Senin (29/3/2021).
Advertisement
Sebelumnya, korban meninggal disebut ada 19 orang, namun Kementerian Kesehatan merevisi angka itu menjadi 18. Korban luka-luka bertambah dari 185 menjadi 200.
Mayoritas korban luka menderita patah tulang.
Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi berjanji akan memberikan hukuman berat bagi orang-orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu.
Kecelakaan kereta api di Mesir disebut karena infrastruktur dan perawatannya yang buruk. Pada 2002, ada 373 orang penumpang kereta meninggal dunia akibat kebakaran.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kecelakaan Kereta di Mesir
Sebelumnya dilaporkan, kecelakaan terjadi akibat gerbong tergelincir dan terbalik ketika dua kereta penumpang bertabrakan di dekat kota Tahta, provinsi Sohag.
Rem darurat diaktifkan di kereta di depan oleh "individu yang tidak dikenal", menyebabkan kereta di belakang menabraknya, kata otoritas kereta api negara itu, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (27/3).
Presiden Abdul Fattah al-Sisi berjanji hukuman berat bagi mereka yang bertanggung jawab.
"Siapa pun yang menyebabkan kecelakaan menyakitkan ini melalui kelalaian atau korupsi, atau sesuatu yang serupa, harus menerima hukuman jera tanpa kecuali atau penundaan," kicaunya.
Insiden itu terjadi sekitar 365 km (227 mil) selatan ibu kota Kairo.
Salah satu kereta bepergian antara kota selatan Luxor dan pelabuhan Mediterania Alexandria, sementara yang lain bepergian antara ibu kota Kairo dan kota Aswan di Mesir selatan.
Lebih dari 70 ambulans dikirim ke lokasi kecelakaan untuk membawa yang terluka ke rumah sakit.
Advertisement