Sukses

Adik Kim Jong-un Sebut Presiden Korsel Moon Jae-in Tidak Tahu Malu

Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jon, menyebut Presiden Korsel Moon Jae-in meniru "logika gangster" AS.

Liputan6.com, Pyongyang - Komentar Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, tentang percobaan rudal balistik Korea Utara mendapat kecaman dari adik perempuan pemimpin Korea Utara, yakni Kim Yo-jong.

Presiden Moon Jae-in sempat berkata tes rudal tersebut bisa mengurangi minat untuk dialog dengan Korut.

Dilaporkan Yonhap, Selasa (30/3/2021), Kim Yo-jong memberi kritikan tajam kepada ucapan Presiden Kim, sebab Korsel juga pernah melakukan hal serupa.

"Ia mengartikan uji penembakan rudal balistik oleh Institut Ilmu Pertahanan Korea Selatan adalah untuk perdamaian dan dialog di Semenanjung Korea, tetapi yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pertahanan RDRK adalah sesuatu tak diinginkan yang membangkitkan kekhawatiran serius bagi rakyat di Selatan dan mendinginkan atmosfer dialog," ujar Kim di media pemerintah Korut, Korean Central News Agency.

RRDK adalah nama resmi Korut, yakni Republik Demokratik Rakyat Korea. Kim lantas menyebut Presiden Kim tidak tahu malu.

"Kami kesulitan menahan rasa kaget pada sifatnya yang tidak tahu malu," ucapnya.

Kim Yo-jong juga berkata Korsel meniru logika Amerika Serikat yang "seperti gangster", sebab menyerang hak Korut untuk pertahanan diri.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Joe Biden Tak Anggap Tembakan Rudal Korea Utara Sebagai Provokasi

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, merespons peluncuran rudal yang dilakukan Korea Utara. Menurut Joe Biden, ia tidak menganggap peluncuran rudal jarak pendek Korea Utara--yang pertama sejak dia menjabat --sebagai provokasi

Joe Biden menambahkan, pejabat pertahanan menyebutnya sebagai hal yang biasa, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (24/3). 

Korea Utara dikatakan telah menembakkan rudal jelajah non-balistik, yang tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, selama akhir pekan. Insiden itu terjadi setelah Pyongyang mengkritik AS dan Korea Selatan karena melakukan latihan militer bersama.

Itu juga terjadi ketika pemerintahan Joe Biden terus berusaha membangun hubungan diplomatik dengan Korea Utara. Peluncuran tersebut, yang awalnya dilaporkan media AS, telah dikonfirmasi pejabat AS dan kementerian pertahanan Korea Selatan.