Sukses

Lebih dari 60 Ribu Kematian Akibat COVID-19 Terjadi di Brasil Selama Maret 2021

Kematian di Brasil telah mencapai lebih dari 60 ribu selama bulan Maret 2021.

Liputan6.com, Brasilia - Sekitar 66.570 orang di Brasil meninggal karena Covid-19 pada Maret, lebih dari dua kali lipat rekor bulanan sebelumnya.

Layanan kesehatan negara itu telah menjadi kian parah karena kasus virus terus meningkat.

Mengutip BBC, Kamis (1/4/2021), Presiden Jair Bolsonaro telah menghadapi kecaman keras atas penanganannya terhadap krisis dan dilanda pengunduran diri tingkat tinggi minggu ini.

Tetapi pada Rabu (31/3), dia kembali mencela tindakan penguncian yang diberlakukan oleh gubernur dan walikota setempat.

"Kami memiliki dua musuh yaitu virus dan pengangguran! Itu kenyataan! Kami tidak akan menyelesaikan masalah ini dengan tinggal di rumah," katanya.

Pada hari yang sama, Brasil mengalami 3.800 kematian baru dan lebih dari 90.000 kasus virus corona baru. Kematian harian Brasil saat ini menyumbang sekitar seperempat dari semua kematian akibat virus corona di dunia.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Presiden dan Menterinya Berselisih

Pimpinan baru angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara diumumkan untuk menggantikan mereka yang mengundurkan diri pada Selasa (30/3) dalam protes pemecatan mendadak Menteri Pertahanan Fernando Azevedo e Silva.

Bolsonaro dan menterinya telah berselisih mengenai masalah kesetiaan angkatan bersenjata, yang menurut menteri pertahanan harus diarahkan untuk menegakkan konstitusi daripada mendukung presiden secara pribadi.

Peran angkatan bersenjata dalam politik Brasil telah menjadi masalah sensitif sejak negara itu kembali ke demokrasi pada tahun 1985 setelah 21 tahun pemerintahan militer.

Menteri pertahanan baru, Walter Braga Netto, mengumumkan bahwa Paulo Sergio Nogueira de Oliveira akan memimpin angkatan darat, Almir Garnier angkatan laut dan Carlos Almeida Baptista Júnior angkatan udara.

Pengumumannya datang pada peringatan kudeta 1964 yang membawa militer ke tampuk kekuasaan.

Dia mengatakan militer "tidak akan memiliki kekurangan ketika negara membutuhkannya". 

Sehari sebelumnya, dia mengemukakan kekhawatiran dengan mengatakan kudeta telah "menenangkan negara" dan harus dirayakan. Presiden Bolsonaro, mantan kapten tentara, sendiri memicu kemarahan pada 2019 ketika dia mengorganisir peringatan kudeta.

Selain kehilangan menteri pertahanannya, Bolsonaro juga harus menggantikan menteri luar negeri dan lima menteri kabinet lainnya. Marcelo Queiroga, seorang ahli jantung, menjadi menteri kesehatan keempat sejak pandemi dimulai.Â