Liputan6.com, Hong Kong - Seorang pria berusia 62 tahun di Hong Kong meninggal dunia sekitar sebulan setelah menerima vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Ia disebut menderita penyakit kronis.
Menurut laporan South China Morning Post, Senin (5/4/2021), pria itu menerima vaksin COVID-19 di Tin Fair Road Sports Center, Tin Shui Wai.
Advertisement
Baca Juga
Pada Kamis lalu (1/4), pria itu didiagnosis dengan tekanan darah tinggi di sebuah klinik. Esoknya, ia kesulitan bernapas.
Ketika ambulans tiba, ia terkena henti jantung. Ia meninggal pada hari yang sama di RS Pok Oi.
Ketika disuntik vaksin COVID-19, ia tidak melaporkan merasa sakit. Ini kasus ke-14 kematian yang terjadi setelah vaksinasi di Hong Kong. Sejauh ini, kasus-kasus kematian itu dinilai tidak terkait dengan vaksinasi.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Indonesia Bakal Kedatangan 30 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Sinovac
PT Bio Farma menegaskan rencana kedatangan bahan baku (bulk) vaksin Sinovac ke Indonesia pada April 2021 sebanyak 30 juta dosis. Pengiriman dari Tiongkok tersebut akan dilakukan dalam tiga kali kedatangan, yang masing-masing dikirim 10 juta dosis.
Penegasan kedatangan vaksin Sinovac di atas memperbarui pernyataan yang disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi. Dari rilis yang beredar tertanggal 3 April 2021, Nadia menyebut, Indonesia akan menerima 10 juta dosis vaksin Sinovac pada April 2021.Â
"Mungkin data dari Bio Farma lebih update ya, bisa dipastikan dengan Bio Farma," kata Nadia saat dikonfirmasi Health Liputan6.com pada Minggu, 4 April 2021.
Terkait rencana kedatangan vaksin Sinovac, Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, sampai saat ini, belum ada perubahan jadwal pengiriman.
"Rencana kedatangan bulk (vaksin Sinovac) bulan April 2021 sekitar 30 juta dosis, antara 2-3 kali shipment (pengiriman)," tulis Bambang melalui pesan singkat pagi tadi.
Advertisement
BPOM Soal Vaksin COVID-19 Sinovac untuk Anak: Penelitian Belum Selesai
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh Sinovac ke kelompok anak di China, saat ini masih berada di fase kedua.
"Penelitian tersebut belum selesai, belum ada hasilnya," kata Lucia Rizka Andalusia, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 BPOM dalam sebuah dialog virtual pada 26 Maret 2021.Â
Sehingga, terkait penggunaan vaksin Sinovac pada anak, Rizka mengatakan bahwa BPOM harus terlebih dulu mendapatkan data lengkap dari uji klinis tersebut.
Di sisi lain, Direktur Registrasi Obat BPOM itu mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia akan melakukan sendiri uji klinis vaksin COVID-19 kepada kelompok anak.
"Mungkin kita akan melakukan uji klinik sendiri untuk populasi pada anak-anak tersebut. Kita bisa merencanakan untuk kegiatan tersebut," kata Rizka dalam dialog yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional tersebut.
Selain itu Rizka menegaskan bahwa sebelum diuji klinis ke anak, vaksin COVID-19 harus benar-benar dipastikan keamanan dan efektivitas pada usia dewasa terlebih dulu.
Infografis Vaksin COVID-19:
Advertisement