Liputan6.com, Kairo - Pada 7 April 1961, Presiden John F. Kennedy mengirim surat kepada Kongres di mana ia merekomendasikan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam kampanye internasional.
Kampanye Internasional ini bertujuan untuk melestarikan kuil kuno dan monumen bersejarah di Lembah Nil Mesir.
Baca Juga
Mengutip dari Today In History, Selasa (6/4/2021), kampanye yang diprakarsai oleh UNESCO ini dirancang untuk menyelamatkan situs-situs yang terancam oleh pembangunan Bendungan Tinggi Aswan.
Advertisement
JFK percaya bahwa partisipasi Amerika dalam proyek tersebut akan mencerminkan "kepentingan Amerika Serikat," serta minat negara tersebut pada budaya Mesir kuno.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Sumbangan AS untuk melestarikan sejarah
Kennedy memiliki minat pribadi pada sains dan sejarah, sehingga sejak awal masa kepresidenannya, mulai mempromosikan beasiswa Amerika di bidang-bidang ini.
Pada masa pemerintahannya juga ingin mengembangkan hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada tahun 1961, total biaya untuk melestarikan situs bersejarah Mesir diperkirakan mencapai 100 juta dolar atau sekitar 1,4 triliun rupiah.
AS menyumbangkan total 16 juta dolar atau sekitar 224 miliar untuk upaya tersebut, yang digunakan untuk membantu melindungi reruntuhan dari air yang dialihkan ke bendungan atau untuk merelokasi barang antik.
Situs-situs yang terancam punah dibantu oleh uang AS termasuk kuil abad ke-13 di Abu Simbel yang didedikasikan untuk Ramses II dan Ratu Nefertari dan sebuah kuil di Philae yang disebut "Mutiara Mesir".
Sebagai imbalan atas bantuan pelestarian, Republik Arab Bersatu, yang dibentuk oleh Mesir dan Suriah pada tahun 1958, dan Sudan setuju untuk mengizinkan para arkeolog Amerika menggali daerah di luar Lembah Nil dan membawa kembali beberapa harta Lembah Nil ke museum AS.
Akan tetapi Kennedy dibunuh pada tahun 1963, sehingga tidak sempat melihat salah satu barang antik berharga tiba di Amerika.
Namun, istrinya, mantan ibu negara, Jacqueline Kennedy, membantu mengatur agar Kuil Dendur Egypt dibawa ke Museum Seni Metropolitan New York pada tahun 1965.
Sampai saat ini kuil tersebut tetap menjadi pusat koleksi museum.
Â
Reporter: Veronica Gita
Advertisement