Liputan6.com, Jakarta - China National Biotec Group Company (CNBG) memperoleh izin regulator untuk naik ke level uji coba manusia di China atas calon vaksin COVID-19 ketiga buatannya, demikian CNBG pada Sabtu 10 April 2021.
Anak perusahaan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) milik pemerintah itu mengatakan bahwa produksi calon vaksin, yang berbasis protein dan dibudidayakan di pabrik, tidak mengharuskan fasilitas dengan tingkat keamanan hayati yang tinggi.
Ini artinya calon vaksin dapat lebih mudah diproduksi dibanding dengan dua vaksin CNBG yang sudah digunakan dalam program vaksinasi massal di China, yang menyertakan virus corona aktif selama produksi.
Advertisement
Lebih dari 10 calon vaksin yang dikembangkan oleh ilmuwan China sudah memasuki berbagai tahapan uji klinis, Reuters mewartakan, dikutip dari Antara, Minggu (11/4/2021).
Empat vaksin, yakni dua dari Sinopharm CNBG, satu dari Sinovac Biotech dan satu lagi dari CanSino Biologics, mengantongi izin untuk digunakan di kalangan masyarakat umum.
Vaksin kelima dari Institute of Microbiology of the Chinese Academy of Sciences, yang juga berbasis protein, mendapat lampu hijau untuk penggunaan darurat terbatas.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan berikut:
Curevac Jerman
Sementara itu, perusahaan bioteknologi asal Jerman Curevac merasa yakin bahwa Uni Eropa kemungkinan memberikan restunya untuk vaksin COVID-19 buatan mereka pada Mei atau Juni, menurut juru bicara yang dikutip surat kabar Augsburger Allgemeine, Sabtu.
"Kami sudah sangat maju dalam uji klinis Tahap Tiga dan mengharapkan data untuk paket persetujuan akhir," kata juru bicara Thorsten Schueller kepada surat kabar itu.
Sebelumnya, persetujuan Uni Eropa diperkirakan dikeluarkan pada Juni.
Curevac masih berencana untuk memproduksi hingga 300 juta dosis vaksin tahun ini, seperti yang diungkapkan juru bicara perusahaan.
Advertisement