Liputan6.com, Beijing - Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu mengatakan keefektifan vaksin COVID-19 di negara itu rendah, meski jarang diakui kelemahannya.
Dalam konferensi pers, Gao Fu mengatakan bahwa Tiongkok sedang mempertimbangkan upaya pencampuran vaksin produksinya sebagai cara untuk meningkatkan kemanjuran.
Dikutip dari laman BBC, Senin (12/4/2021) China telah mengembangkan empat vaksin berbeda yang disetujui untuk penggunaan publik, meskipun beberapa uji coba di luar negeri menunjukkan kemanjuran serendah 50 persen.
Advertisement
Gao kemudian mengatakan bahwa komentarnya telah disalahartikan.
Lebih dari 100 juta orang di China telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin COVID-19.
Gao Fu mengatakan pada sebuah konferensi bahwa vaksin saat ini "tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi".
Dia menyarankan agar China mempertimbangkan langkah pencampuran vaksin Covid-19, sebagai cara untuk meningkatkan kemanjuran.
Gao menjelaskan bahwa langkah-langkah untuk "mengoptimalkan" proses vaksin dapat mencakup, pengubahan dosis.
Namun kemudian dia menarik kembali komentarnya, mengatakan kepada media pemerintah Global Times bahwa "tingkat perlindungan semua vaksin di dunia terkadang tinggi, dan terkadang rendah".
"Bagaimana meningkatkan kemanjurannya adalah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia," katanya pada makalah tersebut.
Dia menambahkan, pengakuan sebelumnya bahwa vaksin China memiliki tingkat perlindungan yang rendah adalah "kesalahpahaman total"
Komentar aslinya menarik beberapa kritik di situs media sosial Weibo, dengan netizen menyarankan agar ia harus "berhenti berbicara".
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Efektivitas vaksin produksi China?
Dengan sedikit data yang dirilis secara internasional, keefektifan vaksin China telah lama dianggap tidak pasti.
Vaksin Sinovac China misalnya telah menunjukkan dalam uji coba di Brasil hanya efektif 50,4%, hampir tidak melebihi ambang batas 50% yang diperlukan untuk persetujuan peraturan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Namun, hasil sementara dari uji coba tahap akhir di Turki dan Indonesia, menunjukkan bahwa suntikan Sinovac efektif antara 91% dan 65%.
Vaksin produksi negara barat seperti yang dibuat oleh BioNTech / Pfizer, Moderna atau AstraZeneca semuanya memiliki tingkat efisiensi sekitar 90% atau lebih tinggi.
Advertisement