Liputan6.com, Jakarta- Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin diperkirakan akan membahas pembukaan kembali perbatasan kedua negara dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada awal Mei 2021.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (13/4/2021) rencana itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein.
Hishammudin mengatakan, dia akan memastikan bahwa pembukaan kembali perbatasan Malaysia-Singapura dimasukkan dalam agenda ketika kedua pemimpin bertemu di Singapura.
Advertisement
Laporan The Star mengatakan, PM Muhyiddin akan melakukan kunjungan resmi ke Singapura untuk bertemu PM Lee pada 4 Mei.
Disebutkan juga bahwa pembukaan perbatasan sebelumnya sempat dibahas selama kunjungan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan ke Malaysia pada akhir Maret 2021.
Ketika Balakrishnan bertemu dengan Hishammuddin di Malaysia pada 23 Maret, Singapura-Malaysia menyatakan komitmen mereka untuk "secara progresif memulihkan" perjalanan lintas batas bagi para pelancong, selain Jalur Hijau Timbal Balik (RGL) dan Pengaturan Komuter Berkala (PCA) .
Dalam pernyataan bersama oleh kedua kementerian luar negeri tersebut, Singapura dan Malaysia juga menegaskan kembali komitmen mereka untuk saling mengakui sertifikat vaksin COVID-19, dengan tujuan memfasilitasi perjalanan lintas batas di masa mendatang.
"Kedua menteri melakukan diskusi konstruktif tentang rencana peluncuran vaksinasi nasional masing-masing yang sedang berlangsung di Malaysia dan Singapura, dan bagaimana hal ini dapat memfasilitasi perjalanan lintas batas antara kedua negara dalam waktu dekat," kata pernyataan bersama itu.
Saksikan Video Berikut Ini:
Singapura akan Tinjau Penangguhan RGL Dengan Malaysia
Balakrishnan kemudian juga mengatakan bahwa Singapura akan meninjau penangguhan pengaturan RGL dengan Malaysia.
Singapura sebelumnya menangguhkan pengaturan itu pada 1 Februari 2021 selama tiga bulan karena kasus baru COVID-19.
Sementara mengenai lowongan jabatan Komisaris Tinggi Malaysia di Singapura, Hishammuddin menerangkan bahwa proses pengangkatan masih berlangsung, dengan beberapa hal teknis sedang ditinjau oleh kementerian luar negeri.
Meskipun demikian, Hishammuddin menjelaskan, hubungan bilateral kedua negara tidak terpengaruh oleh ketidakhadiran komisaris tinggi.
Jabatan terakhir komisaris tinggi dipegang oleh Zainol Rahim Zainuddin, yang pensiun pada April 2020 lalu.
Wakil Komisaris Muhammad Radzi Jamaludin saat ini memegang jabatan tersebut dalam kapasitas penjabat.
Advertisement