Liputan6.com, New Delhi - Vaksin virus Corona COVID-19 ketiga disetujui penggunaannya oleh otoritas India di tengah gelombang infeksi kedua yang mematikan. Sputnik V Rusia telah dianggap aman, dan bekerja dengan cara yang mirip dengan jab Oxford-AstraZeneca yang dibuat di India sebagai Covishield.
Sputnik V memberikan perlindungan sekitar 92 persen terhadap Covid-19, hasil uji coba tahap akhir yang dipublikasikan di The Lancet, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa (13/4/2021).
India sejauh ini telah memberikan lebih dari 100 juta dosis dari dua vaksin yang disetujui - Covishield dan Covaxin.
Advertisement
Persetujuan Sputnik V datang pada saat India mengambil alih posisi Brasil (kala itu peringkat kedua) sebagai negara jumlah kasus tertinggi kedua di dunia.
Dengan total lebih dari 13,5 juta kasus, India kini hanya berada di belakang Amerika Serikat yang telah melaporkan lebih dari 31 juta.
Dengan 13,4 juta kasus, Brasil kini berada di urutan ketiga.
Pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi 250 juta "warga prioritas" pada akhir Juli 2021.
Tetapi para ahli mengatakan bahwa kecepatan vaksinasi yang lambat, maka target India bisa terlewat.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Apa itu vaksin Sputnik V?
Vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, awalnya menimbulkan beberapa kontroversi setelah diluncurkan sebelum data uji coba terakhir dirilis.
Tetapi para ilmuwan mengatakan manfaatnya kini bisa dibuktikan.
Vaksin ini menggunakan virus tipe dingin, yang direkayasa agar tidak berbahaya, untuk mengirimkan sebagian kecil virus corona ke tubuh.
Memaparkan tubuh secara aman ke bagian kode genetik virus dengan cara ini memungkinkannya mengenali ancaman dan belajar melawannya, tanpa risiko jatuh sakit.
Setelah divaksinasi, tubuh mulai memproduksi antibodi yang disesuaikan dengan virus corona.
Ini berarti bahwa sistem kekebalan siap untuk melawan virus corona ketika benar-benar bertemu dengannya.
Vaksin ini dapat disimpan pada suhu antara 2 dan 8 derajat Celcius (lemari es standar kira-kira 3-5 derajat C) sehingga lebih mudah untuk diangkut dan disimpan.
Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkan vaksin, telah menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih dari 750 juta dosis Sputnik V di India dengan enam pembuat vaksin dalam negeri, menurut laporan.
Advertisement