Sukses

Mengenal Autophagy, Proses yang Terjadi pada Tubuh Manusia saat Puasa

Proses yang terjadi pada sel-sel tubuh manusia yang berpuasa itu dikenal sebagai autophagy.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2016, Dr. Yoshinori Ohsumi dari Jepang, menerima Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran karena berhasil menemukan mekanisme di balik proses sel-sel tubuh manusia yang hancur dan kemudian mendaur ulang bagian mereka sendiri secara terus-menerus. Proses yang terjadi pada sel-sel tubuh manusia yang berpuasa itu dikenal sebagai autophagy.

Sebagian besar jaringan dalam tubuh manusia mengganti sel-sel mereka dengan yang baru secara teratur. Setiap organ membutuhkan waktu untuk memperbarui dirinya sendiri secara sepenuhnya. Namun, jaringan lain tidak pernah menggantikan sel mereka.

Ohsumi, ahli biologi sel, menghabiskan bertahun-tahun untuk mempelajari cara sel-sel manusia mendaur ulang 'sampah' mereka. Proses ini secara ilmiah dikenal sebagai autophagy yang terdiri dari kata-kata Yunani, "auto" yang berarti "diri" dan "phagein" yang dapat diterjemahkan sebagai "makan".

Dengan bantuan lisosom (organel sel berupa kantong terikat membran dan berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan), tubuh manusia dapat memecah berbagai struktur protein dan mengubahnya menjadi asam amino. Kemudian, lisosom menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak sel.

"Tubuh kita dapat menggunakan suplai protein sendiri yang disimpan dalam bentuk sel dan bakteri yang rusak. Rata-rata orang mengonsumsi sekitar 70 gram protein setiap hari yang tidak cukup untuk membuat sel baru," jelas Ohsumi, dikutip dari Bright Side, Rabu (14/4/2021).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 6 halaman

Daur Ulang Alami

Saat menggunakan 'limbah protein' itu, tubuh manusia dipelihara dengan jumlah yang diperlukan. Ketika mekanisme daur ulang alami tidak berfungsi, sel-sel yang rusak dan komponennya mulai menumpuk di dalam tubuh.

"Dengan demikian, tidak mungkin untuk menetralkan sel kanker dan sel yang terinfeksi bakteri dan virus berbahaya. Itu sebabnya Anda bisa berakhir dengan banyak penyakit serius," imbuh ilmuwan Negeri Sakura itu.

Dalam seluruh penelitiannya, Ohsumi menerapkan puasa untuk merangsang tubuh agar mampu memecah sel-sel beracun dan membuang semua limbah. Ketika seseorang berpuasa, sel-sel dalam tubuhnya akan hidup lebih lama dan menghasilkan lebih banyak energi. Tubuhnya juga memiliki lebih sedikit peradangan.

Selain itu, jika ia memilih untuk membatasi jumlah kalori yang ia konsumsi, kadar oksida nitrat dalam tubuhnya akan meningkat. Ini adalah molekul yang membantu detoksifikasi dan meremajakan tubuh.

"Puasa intermiten, yang terdiri dari periode makan dan puasa yang berganti-ganti, dapat membantu tubuh membersihkan dirinya sendiri. Selain itu, membantu menurunkan berat badan dan mempercepat metabolisme," papar Ohsumi.

Manfaat metode puasa ini untuk kesehatan manusia sangat banyak dan mencakup penurunan risiko penyakit jantung, seperti masalah neurologis dan diabetes, serta pengurangan peradangan, stres oksidatif, dan tekanan darah.

Ada banyak jenis puasa, sehingga Anda dapat memilih strategi yang Anda sukai atau yang paling sesuai dengan gaya hidup Anda. Berikut 5 di antaranya:

3 dari 6 halaman

1. Puasa 24 Jam

Jika Anda condong ke arah metode ini, Anda harus memilih satu hari dalam seminggu untuk tidak makan sama sekali. Di sisi lain, Anda harus sarapan rutin setiap hari Senin pada jam 08.00 dan tidak makan sampai pukul 08.00 pada hari Selasa.

2. Puasa Intermiten

Jika Anda telah memilih opsi ini, Anda harus makan seperti yang biasa Anda lakukan untuk satu hari dan puasa pada hari berikutnya. Itu tidak berarti bahwa Anda tidak boleh makan sama sekali pada hari-hari puasa.

Jika Anda mengonsumsi 2.000 kalori pada hari biasa, Anda harus mengurangi jumlahnya menjadi 500 kalori pada saat puasa.

4 dari 6 halaman

3. Lewati Makanan Berat

Jika Anda baru mengenal dunia puasa, maka mulailah untuk belajar tidak makan. Secara umum, hindari makan sekali sehari untuk meningkatkan metabolisme Anda dan mengaktifkan proses pembersihan dalam tubuh Anda.

Ingat bahwa jika Anda melewatkan makan makanan berat, maka Anda tidak boleh makan berlebihan selama hari berikutnya.

4. Puasa Terbatas

Puasa terbatas adalah jenis puasa intermiten. Untuk mengikutinya, Anda harus makan hanya selama 8 jam sehari, setiap hari. Nama lain untuk metode ini adalah "puasa 16/8" karena Anda tidak makan selama 16 jam.

Jika Anda baru mengenal metode ini, cobalah skema yang tidak terlalu ketat. Anda dapat sarapan pukul 08.00 dan makan malam pukul 18.00. Dengan demikian, Anda hanya akan menghabiskan 14 jam tanpa makanan. Setelah Anda terbiasa dengan ini, kurangi waktu makan yang biasanya.

5 dari 6 halaman

5. Puasa Air

Jika Anda memutuskan untuk mengikuti strategi ini, Anda harus memilih satu hari dalam seminggu dan hanya minum air putih atau jus segar tanpa gula.

Waktu terbaik untuk melakukan puasa ini adalah musim semi, tetapi Anda juga dapat mengikuti diet tersebut sepanjang tahun.

6 dari 6 halaman

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi COVID-19