Liputan6.com, Taipei - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengirim delegasi tidak resmi ke Taiwan pada Selasa (13/4) untuk menunjukkan dukungannya terhadap pulau tersebut.
Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat senior pemerintahan dan juru bicara Departemen Luar Negeri, demikian dikutip dari laman CNN, Rabu (14/4/2021).
Baca Juga
Delegasi tidak resmi itu terdiri dari mantan Senator Chris Dodd dan mantan pejabat senior Departemen Luar Negeri Richard Armitage dan James Steinberg.
Advertisement
Perjalanan mereka dilakukan karena China telah melakukan sejumlah unjuk kekuatan agresif ke pulau itu.
"Pemilihan tiga individu ini - negarawan senior yang merupakan teman lama Taiwan dan secara pribadi dekat dengan Presiden Biden - mengirimkan sinyal penting tentang komitmen AS pada Taiwan dan demokrasinya," kata para pejabat itu.
Mereka akan bertemu dengan pejabat senior Taiwan atas permintaan Joe Biden, kata pejabat tersebut. Reuters pertama kali melaporkan delegasi tidak resmi tersebut.
"Delegasi ini mengikuti tradisi bipartisan yang sudah berlangsung lama dari pemerintah AS yang mengirimkan delegasi tingkat tinggi dan tidak resmi ke Taiwan," kata para pejabat, menambahkan bahwa perjalanan mereka juga dilakukan saat AS dan Taiwan "menandai peringatan ke-42 penandatanganan Undang-Undang Hubungannya dengan Taiwan."
Beijing mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, meskipun telah terpisah selama lebih dari tujuh dekade.
Presiden China Xi Jinping telah berjanji bahwa Beijing tidak akan pernah membiarkan pulau itu merdeka dan menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan jika perlu.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
25 Pesawat Tempur China Masuk Wilayah Taiwan
Pada hari Senin, China mengirim 25 pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, pelanggaran terbesar dari ruang itu sejak Formosa mulai secara teratur melaporkan aktivitas tersebut pada September 2020, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.
Dalam wawancara dengan NBC pada Minggu kemarin, Menteri Luar Negeri Tony Blinken mengatakan, "Apa yang telah kami lihat dan apa yang menjadi perhatian nyata bagi kami adalah tindakan yang semakin agresif oleh pemerintah di Beijing yang diarahkan ke Taiwan, meningkatkan ketegangan di selat."
"Dan kami memiliki komitmen ke Taiwan di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan, komitmen bipartisan yang telah ada selama bertahun-tahun, untuk memastikan bahwa Taiwan memiliki kemampuan mempertahankan dirinya sendiri dan memastikan bahwa kami mempertahankan perdamaian dan keamanan di Pasifik Barat. Kami mendukung komitmen itu," katanya.
"Ini akan menjadi kesalahan serius bagi siapa pun untuk mencoba mengubah status quo yang ada dengan paksa," kata Blinken.
Di bawah Kebijakan "One China Policy", Washington mempertahankan hubungan formal dengan Beijing dan hubungan informal dengan Taiwan.
Advertisement