Liputan6.com, Jakarta- Penasihat Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas kemungkinan pertemuan antara kedua pemimpin di tengah hubungan bilateral yang tegang.
Hal itu disampaikan oleh Gedung Putih, pada Senin 19 April.
Baca Juga
Pernyataan Gedung Putih mengatakan bahwa beberapa hari setelah AS memberikan sanksi baru terhadap Rusia dan mengusir 10 diplomat Rusia, Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan berbicara melalui telepon dengan Nikolay Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Rusia.
Advertisement
"Mereka membahas masalah bilateral yang tidak ditentukan serta masalah regional dan global yang menjadi perhatian", kata pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (20/4/2021).
Keduanya juga disebut berbicara tentang "prospek KTT presiden antara Amerika Serikat dan Rusia", dan setuju untuk "tetap berhubungan".
Pada 15 April, pemerintahan Biden memberikan sanksi barru terhadap Rusia dan mengusir para diplomat - menuduh terjadinya intervensi dari negara itu dalam pemilu AS 2020 dan mendalangi operasi peretasan Solar Winds yang ditemukan pada Desember 2020.
Peristiwa itu berdampak pada ribuan jaringan komputer pemerintah dan sektor swasta AS.
Sementara itu, Rusia menanggapi dengan memasukkan sejumlah pejabat keamanan senior dan mantan pejabat keamanan AS ke daftar hitam.
Saksikan Video Berikut Ini:
Topik Pembahasan Pertemuan Biden-Putin, Soal Pasukan Rusia di Ukraina?
Kemungkinan pertemuan Biden-Putin tampaknya merupakan upaya untuk mencegah eskalasi tindakan lebih lanjut antara kedua negara, bahkan ketika Washington telah menyatakan kekhawatirannya terhadap pergerakan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
Pertemuan itu juga disebut akan membahas isu tentang ditahannya pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang sakit.
Putin diperkirakan akan berpartisipasi pada Kamis (22/4) dalam konferensi video yang diselenggarakan Biden tentang iklim, menurut Kremlin pada Senin (19/4).
Meskipun ketegangan meningkat, Rusia dan Amerika Serikat mengadakan negosiasi iklim awal 2021 ini, dan mengidentifikasi hutan, energi nuklir, dan Kutub Utara sebagai bidang kerja sama.
Advertisement