Liputan6.com, Rio de Janeiro - Kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 142,6 juta kasus pada Rabu (21/4/2021). Kasus April 2021 melonjak ketimbang bulan sebelumnya dan Brasil telah mencatat 14 juta kasus.
Lonjakan kasus terjadi di India yang mencatat hingga lebih dari 200 ribu kasus per hari. Totalnya sudah ada 15,3 juta kasus.
Advertisement
Baca Juga
Turki mencatat lonjakan hingga tembus 60 ribu kasus per hari. Terjadi pula kenaikan kasus di Chile hingga di atas 6.000 kasus harian.
Berikut daftar 5 negara dengan kasus tertinggi berdasarkan data Johns Hopkins University:
1. Amerika Serikat: 31,7 juta kasus
2. India: 15,3 juta
3. Brasil: 14 juta
4. Prancis: 5,4 juta
5. Rusia: 4,6 juta
Meski kasus COVID-19 di dunia masih fluktuatif, ada satu negara yang kasusnya sudah melandai: China.
Kasus di negara itu totalnya 102 ribu. Tidak ada lonjakan kasus besar dalam setahun terakhir.
Di Arab Saudi, total kasus mencapai 407 ribu kasus. Di Lebanon sudah 513 ribu kasus.
Secara global, ada 3 juta pasien yang tercatat meninggal terkait COVID-19. Pasien sembuh 81,6 juta jiwa.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Tsunami COVID-19 di India
Gelombang kedua COVID-19 di India telah menjadi tsunami COVID-19. Kasus meledak tinggi hingga tembus 200 ribu sehari.
Terjadinya tsunami itu diakui sendiri oleh satgas COVID-19 di India. Anak-anak pun ikut tertular.
"Tsunami kasus yang nyata telah membuat kewalahan infrastruktur kesehatan di negara bagian kami kewalahan," ujar Dr. Shashank Joshi, anggota satgas COVID-19 di Mumbai, dilaporkan The Guardian, Selasa (20/4).
"Kali ini, kami menyaksikan orang-orang usia muda antara 20 dan 40 yang terdampak serius dan bahkan anak-anak masuk rumah sakit dengan gejala-gejala parah," ujarnya.
Pakar urologis di Tamil Nadu, Dr K Senthil, juga menyaksikan bagaimana warga mulai abai protokol COVID-19. Banyak orang mulai melepas masker, bahkan ikut kampanye. Ia menyesalkan sikap warga yang abai.
"Sekarang kita menyaksikan gelombang infeksi virus corona yang lebih buruk daripada yang pertama dan magnitudo penyebarannya makin parah dan parah," ujar Dr Senthil yang menyebut rumah sakit mulai penuh.
Advertisement