Liputan6.com, Jakarta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut memperingati Hari Bumi 2021 atau International Mother Earth Day yang jatuh pada 22 April. PBB berkata merusak alam sama seperti bunuh diri.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berkata planet sudah mencapai batasnya, sebab umat manusia terus menerus menganiaya alam.
Advertisement
Baca Juga
"Kita dengan gegabah merampas sumber daya Bumi, menghabisi kehidupan liar, dan memperlakukan udara, tanah, dan lautan seperti tempat pembuangan. Ekosistem penting dan rantai makanan sedang didorong menuju keruntuhan," ujar Guterres, dilansir UN News, Kamis (22/4/2021).
"Ini adalah bunuh diri. Kita harus mengakhiri perang melawan alam dan merawatnya kembali agar sehat," ucapnya.
Sekjen Guterres meminta agar ada aksi iklim yang berani agar mencegah naiknya temperatur global menjadi 1,5 derajat celcius. Ia turut mendorong adanya langkah lebih tegas untuk melindungi biodiversitas.
UN Environment Programme (UNEP) turut menyorot butuhnya ekonomi yang lebih sustainable yang menguntungkan manusia dan planet. Sekjen Guterres berkata bahwa pandemi COVID-19 bisa menjadi peluang untuk bangkit dengan ekonomi yang lebih hijau.
"Pada International Mother Earth Day, marilah kita semua berkomitmen pada kerja keras untuk memulihkan planet kita dan berdamai dengan alam," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Paris Agreement
Selain COVID-19, UNEP mencatat terjadinya kebakaran hutan di Australia dan serangan belalang di Kenya.
"Sebagaimana darurat iklim makin intensif, transisi menuju stabilitas iklim menjadi semakin kritis," ujar UNEP.
UNEP menekankan pentingnya kontribusi dunia terhadap perjanjian lingkungan Paris Agreement. UNEP telah mengembangkan Climate Acton Note untuk menunjukan progres global dalam memenuhi perjanjian tersebut.
"Progres akan tergantung pada negara-negara dan kemampuan mereka untuk melaksanakan komitmen di bawah Paris Agreement dan kemudian kontribusi bersama untuk menjaga rata-rata temperatur global di bawah 2 derajat celcius," jelas UNEP.
Advertisement