Liputan6.com, Yerusalem Timur - Ratusan orang terluka dalam bentrokan di Yerusalem Timur antara aktivis Yahudi sayap kanan, warga Palestina dan polisi Israel.
Ratusan orang Yahudi ultranasionalis yang meneriakkan "Matilah orang Arab" menghadapi demonstran Palestina di Gerbang Damaskus kota itu pada Kamis 22 April malam.
Baca Juga
Polisi yang berusaha memisahkan kedua kelompok tersebut, menggunakan granat setrum dan gas air mata terhadap para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya melemparkan batu dan botol.
Advertisement
Sejumlah orang ditangkap akibat insiden kekerasan itu, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (23/4/2021).
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, setidaknya 100 warga Palestina terluka, termasuk 21 orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Ketegangan meningkat selama beberapa hari.
Pada Kamis (23/4), warga Palestina menuduh polisi berusaha mencegah mereka mengadakan pertemuan malam Ramadhan yang biasa mereka lakukan di luar Gerbang Damaskus -- sebuah Kota Tua bersejarah yang bertembok di Yerusalem.
Polisi memperingatkan mereka akan "bertindak tegas terhadap segala jenis kekerasan dan kerusuhan", kata seorang juru bicara polisi seperti dikutip oleh kantor berita Reuters.
Saksikan Video Berikut Ini:
Status Kota Yerusalem
Status Yerusalem masuk ke jantung konflik Israel dengan Palestina.
Kota ini adalah rumah bagi situs-situs keagamaan utama yang sakral bagi Yudaisme, Islam dan Kristen, terutama di Yerusalem Timur.
Israel menduduki sektor tersebut, yang sebelumnya diduduki oleh Yordania, dalam perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya yang tak terpisahkan.
Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan, dan status akhirnya dimaksudkan untuk menjadi subjek negosiasi di masa depan.
Advertisement