Liputan6.com, Jakarta - Rodanya dua, tapi mampu membonceng delapan orang. Mengalahkan mobil bahkan truk. Inilah motor raksasa penyambung kehidupan di Kamerun.Â
Bukan hanya orang, motor ini juga mampu membawa hasil panen petani sekaligus. Bahkan, mampu melibas jalan rusak bergelombang tanpa aspal.
Baca Juga
Sepeda motor raksasa ini dibuat sangat disesuaikan dengan kondisi daerah di Kamerun yang terpencil. Panjangnya bisa lebih dari tiga meter, yang dirancang secara khusus untuk memenuhi celah di pasar transportasi Kamerun.
Advertisement
Motor-motor itu digunakan untuk membawa petani dan hasil panennya ke pasar dan membawa barang-barang kembali ke desa-desa terpencil. Para petani di Baye mengatakan, sepeda motor raksasa adalah penyelamat mereka untuk dapat mencapai pasar di Bafoussam, sekitar 15 kilometer jauhnya, di jalan yang tidak lebih dari trek off road.
"Sepeda motor ini sangat membantu kami. Mobil tidak dapat pergi ke pedesaan. Hanya benskineur (tukang ojek) yang bisa pergi untuk kami," kata Elisabeth Ninkam, seorang petani.
"Jika kita tidak memilikinya, pisang raja, akar talas kita, jagung atau buncis akan membusuk di ladang. Di mana kita tinggal, mobil tidak bisa lewat karena keadaan jalan. Hanya sepeda motor seperti ini yang bisa membawa hasil panen kami ke pasar," kata petani lain, Makam Rose.
Seorang "benskineur" dengan motor yang dipasangi besi-besi penyangga dan jok berukuran panjang, dapat memiliki penghasilan lebih baik hingga tiga kali lipat lebih banyak daripada ojek biasa, yang biasanya menghasilkan sekitar Rp 123 ribu per hari.
Di Bafoussam, dua mekanik, Emmanuel Wembe dan Kuate Bachile, bekerja di bengkel beralas tanah untuk membuat sepeda motor raksasa. Sepeda motor ini pada dasarnya dibuat khusus, mekanik menyatukan sasis baru untuk sepeda motor yang kuat dan meningkatkan suspensi.
"Kami membuatnya sesuai pesanan - dari empat kursi hingga 10 kursi," kata Wembe.
Sepeda motor seperti ini memang berguna di Kamerun, meskipun pengendaraannya hampir tidak nyaman dan keselamatan di jalan raya sangat berisiko.
"Ada banyak risiko, terutama dalam hal mengelola keseimbangan," kata Ngaleu Michel, seorang guru teknik otomotif di perguruan tinggi teknik Bafoussam, menunjuk pada bahaya dari selip ataupun penumpang yang jatuh.