Liputan6.com, Jakarta - Satelit yang terbuat dari kayu pertama dalam sejarah akan diluncurkan ke orbit akhir tahun ini sebagai bagian dari proyek untuk menguji penggunaan bahan berkelanjutan di ruang angkasa.
Dikutip dari Independent, Selasa (27/4/2021), misi WISI Woodsat akan mengumpulkan data tentang daya tahan kayu lapis dalam kondisi luar angkasa yang keras untuk mengetahui apakah stasiun luar angkasa di masa depan atau bahkan pesawat ruang angkasa dapat menggunakan bahan dasar kayu.
Baca Juga
Satelit ini sendiri memiliki panjang sepuluh centimeter dan berat satu kilogram.
Advertisement
Tentu, karena berada di ruang angkasa, satelit tersebut akan terpapar suhu ekstrim, tekanan vakum daan radiasi luar angkasa dalam waktu yang lama saat mengorbit Bumi pada ketinggian 500 kilometer.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Akan Bisa Selfie
Ari Voutilainen, manajer proyek luar angkasa untuk produsen kayu UPM Plywood, mengatakan bahwa mereka harus menguji di luar angkasa untuk pengujian terakhir. "Kami dapat menguji banyak hal di laboratorium kami, tetapi pengujian terakhir untuk kelayakan ruang hanya dapat dilakukan di luar angkasa."
"Industri luar angkasa terus mencari inovasi material untuk pesawat luar angkasa dan stasiun luar angkasa. Kami bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk melihat apakah kayu dan kayu lapis khususnya dapat digunakan untuk tujuan tersebut," tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa misi UPM adalah sebagai perusahaan yang menciptakan masa depan di luar fosil dan WISI Woodsat yang terbuat dari kayu lapis akan membawa pesan penting untuk menggantikan fosil dengan bahan berbasis kayu.
Tidak kalah canggih dengan satelit biasa, satelit tersebut akan dilengkapi serangkaian sensor dan kamera, termasuk tongkat selfie yang dapat diperpanjang untuk mengambil fotonya sendiri.
Misi ini adalah usaha patungan antara UPM Plywood, rumah desain Skandinavia Huld, dan perusahaan teknologi luar angkasa Artic Astronautics.
Walau tidak ada tanggal peluncuran yang pasti, satelit ini akan berada di antariksa antara September dan Desember.
Â
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement