Liputan6.com, Jakarta - Akibat pandemi covid-19 yang terus meningkat, Kedutaan Besar Amerika Serikat memutuskan untuk mengadakan program SEAYLP secara virtual, yang dimana para peserta dari setiap negara akan mempresentasikan proyek lanjutan hasil dari program virtual yang telah dijalani selama tiga minggu melalui Youtube, pada Selasa (27/4).
Program Kepemimpinan Pemuda Asia Tenggara (SEAYLP) ini sendiri merupakan bentuk kerjasama Kedutaan Besar Amerika Serikat dengan Pusat Kajian Asia Tenggara North Illinois University (NIU), yang membawa 50 siswa sekolah menengah dan 10 pemimpin dewasa dari Asia Tenggara melalui hibah Departemen Luar Negeri AS pada musim semi.
Baca Juga
Tahun ini SEAYLP akan diselenggarakan selama tiga minggu, yang dimulai dari 7-27 April. Melalui model hybrid sesi sinkron dan asinkron, peserta akan belajar tentang keragaman dan apresiasi budaya, aksi dan aktivisme komunitas, serta jejaring dan kolaborasi dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Advertisement
Melalui platform virtual, program ini akan secara aktif menjelajahi layanan komunitas, kunjungan lapangan virtual ke situs dan sekolah AS, proyek grup, keterlibatan komunitas, dan pertukaran keluarga virtual Amerika.
Pusat Kajian Asia Tenggara NIU sendiri telah menjadi tuan rumah SEAYLP sejak 2009, menyambut peserta dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar (Burma), Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Anak-anak muda berbakat ini secara virtual akan mengikuti kursus dan lokakarya tentang akses dan kesetaraan, teknologi hijau untuk pertumbuhan ekonomi, keamanan, kepemimpinan, pembangunan tim, dan keragaman budaya.
Saksikan Video Berikut Ini:
Antusiasme Peserta
Walau terhalang oleh pandemi Covid-19, itu tidak menghalang semangat para peserta dari Asia Tenggara untuk ikut berpartisipasi menambah ilmu. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang tetap memenuhi target Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Dalam pembukaan, US-ASEAN Public Affairs Officer Jason Seymour juga mengucapkan rasa senangnya ia melihat antusias dari peserta yang ikut program tahun ini selama tiga minggu terakhir, meski pandemi covid-19 menjadi sebuah tantangan, dan harapan besarnya pada para peserta setelah program kerja sama ini selesai.
"Pemerintah Amerika Serikat memilih kalian untuk berpartisipasi dalam program ini karena kami tahu kalian dapat membuat perbedaan."
Seymour juga menambahkan, "Jadi, jangan hanya berpartisipasi pada program SEAYLP dan menghilang. Kami ingin bekerja sama dan tumbuh bersama kalian. tetaplah bersama dengan kami hingga akhir."
Tak hanya itu, siswa sekolah menengah Amerika dengan pengabdian masyarakat dan pengalaman kepemimpinan juga diundang untuk berpartisipasi dalam program melalui Kamp Pemimpin Pemuda Global pada akhir pekan dan tur studi tiga hari ke Washington, D.C.
Kesempatan gratis ini memberi siswa sekolah menengah Illinois terpilih, usia 15-17 tahun, kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan-rekan dari 10 negara Asia Tenggara, belajar tentang budaya yang beragam, membangun persahabatan yang langgeng, dan untuk mempraktikkan keterampilan kepemimpinan dan aksi sipil.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement