Sukses

Top 3: India Kena Travel Ban Eropa, China Sulit Kirim Oksigen

Top 3: Dunia merespons gelombang tsunami COVID-19 di India.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia mulai merespons gejolak COVID-19 di India. Kasus di negara itu sudah tembus 17 juta kasus. 

Negara-negara barat mulai berusaha mengirim bantuan, serta menerapkan travel ban sementara bagi pendatang dari India. Italia, Belanda, dan Jerman ikutan melarang masuk warga yang pernah ke India. 

China saat ini sedang berusaha memenuhi pasokan oksigen di India. Akan tetapi, perusahaan-perusahaan China khawatir tidak bisa segera mengirimkan pasokan. 

Keadaan di India masih menjadi sorotan pembaca kanal global Liputan6.com pada Rabu (28/4/2021). 

Selain itu, ada kabar mengenai duka cita Korea Selatan terhadap tenggelamnya KRI Nanggala 402.

Berikut daftar beritanya:

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 5 halaman

1. India Kena Travel Ban dari 3 Negara Eropa

Tiga negara Eropa: Italia, Belanda, dan Jerman menegaskan bahwa ada larangan masuk warga yang berasal dari India karena lonjakan kasus COVID-19. Ini turut berlaku kepada warga negara lain yang baru mengunjungi India. 

Kedutaan Besar Jerman di India mulai menerapkan kebijakan per 26 April 2021. Warga yang baru ke India dalam 10 hari terakhir dilarang masuk, kecuali warga Jerman, serta petugas kesehatan atau kemanusiaan.

Baca selengkapnya...

3 dari 5 halaman

2. Menlu Korsel Berduka Atas Tenggelamnya KRI Nanggala 402

Menteri Luar Negeri Republik Korea Selatan (Korsel) Chung Eui-yong menyampaikan rasa belasungkawa atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402. 

Korea Selatan menjadi tempat pemeriksaan (overhaul) KRI Nanggala 402. 

Baca selengkapnya...

4 dari 5 halaman

3. Perusahaan China Kelabakan Kirim Oksigen ke India

Perusahaan-perusahaan China ikutan kelabakan saat mengirim pasokan medis ke India di tengah tsunami COVID-19. Permintaan oksigen dari India naik hingga dua kali lipat.

"Kami mengekspor lebih dari 2.000 unit generator dan monitor oksigen ke India pada bulan lalu, dan sedang memobilisasi 2.000 alat tambahan, dua kali lipat dari permintaan pada waktu yang sama tahun lalu," ungkap Cao Jianbiao, presiden Shenzhen Huateng Biomedical Electronics Co, kepada Global Times.

Baca selengkapnya...

5 dari 5 halaman

Infografis COVID-19: