Sukses

Fenomena Pink Moon, Benarkah Bulan Saat Itu Berwarna Merah Muda?

Berikut adalah penjelasan di balik fenomena Pink Moon.

Liputan6.com, Sydney - Terkenal dengan nama 'pink moon', purnama pada masa ini akan sedikit lebih besar di langit dalam beberapa hari karena bulan akan dalam posisi terdekatnya dengan Bumi.

Dikutip dari The Guardian, Rabu (28/4/2021), menurut ahli astrofisika asal Australia, Prof Jonti Horner, ada beberapa kesalahpahaman mengenai purnama terkenal ini.

Saat ini, di beberapa bagian Amerika Utara bulan ini dikenal sebagai phlox yang mulai mekar dengan warna khasnya, merah jambu. Horner berkata bahwa ada kecenderungan di Amerika Serikat untuk menggunakan nama yang dimiliki penduduk asli Amerika untuk bulan purnama.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

2 dari 3 halaman

Walau Tidak Pink, Terlihat Kemerahan di Beberapa Daerah

Jadi, bulan merah muda dinamakan bukan karena warna bulannya, tetapi karena warna phlox yang sedang berbunga.

Horner lanjut menjelaskan bahwa walaupun bulan malam ini "pasti tidak akan berwarna merah muda", jika Anda berada di suatu tempat di mana ada polusi udara, bulan dapat terlihat menjadi lebih kemerahan.

Karena di Sydney kualitas udaranya sedang rendah, penduduk kota tersebut dapat melihat bulan yang kemerahan melalui kabut dalam beberapa malam terakhir kemunculannya.

"Jika Anda memiliki lebih banyak polusi, maka efeknya akan semakin meningkat," kata Horner.

"Itu alasan yang sama mengapa jika Anda mengalami kebakaran semak, Matahari bisa menjadi merah darah. Itu alasan yang sama mengapa langit berwarna biru."

 

Reporter: Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19

Video Terkini