Sukses

Penggali Kubur di Mumbai India Bekerja 24 Jam Makamkan Jenazah COVID-19

Berikut adalah cerita penggali kubur di Mumbai, India yang bekerja hingga 24 jam untuk mengubur jenazah pasien COVID-19.

Liputan6.com, Mumbai- Seorang penggali kubur di Mumbai, India, Sayyed Munir Kamruddin  mengungkapkan pengalamannya bekerja hingga 24 jam jam bersama rekan-rekannya untuk mengubur pasien COVID-19 yang meninggal dunia.

Dua atau tiga bulan setelah krisis Virus Corona COVID-19, Kamruddin memutuskan untuk berhenti menggunakan APD dan sarung tangan.

"Saya tidak takut COVID-19, saya bekerja dengan keberanian. Ini semua tentang keberanian, bukan tentang ketakutan," kata pria berusia 52 tahun itu, yang telah bekerja sebagai penggali kubur di Mumbai selama 25 tahun, seperti dikutip dari US News, Jumat (30/4/2021).

India berada di tengah gelombang kedua infeksi Virus Corona COVID-19 - setidaknya 300.000 orang dinyatakan positif setiap harinya selama sepekan terakhir, dan total kasusnya sudah melewati 18 juta.

Sistem medis dan layanan krematorium juga kewalahan menangani jenazah pasien COVID-19.

Di New Delhi, ambulans telah membawa jenazah korban COVID-19 ke krematorium darurat di taman dan tempat parkir, di mana jenazah dibakar di barisan kayu bakar.

Kamruddin mengatakan dia dan rekan-rekannya bekerja berpacu dengan waktu untuk mengubur jenazah pasien COVID-19.

"Ini satu-satunya tugas kami. Mengambil jenazah, mengeluarkannya dari ambulans, dan kemudian menguburkannya," terang Kamruddin, seraya menambahkan bahwa dia belum pernah mengambil libur dalam setahun.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Pekerjaan yang Menguras Tenaga Membuat Sulit Berpuasa

Meskipun saat ini sedang bulan puasa Ramadhan, Kamruddin mengatakan kepada Reuters bahwa dia berusaha bekerja dan cuaca yang panas membuatnya tidak bisa berpuasa.

"Pekerjaan saya sangat berat" kata Kamruddin.

"Saya merasa haus akan air. Saya perlu menggali kuburan, menutupinya dengan lumpur, perlu membawa mayat. Dengan semua pekerjaan ini, bagaimana saya bisa berpuasa?," ungkapnya.

Namun keyakinan Kamruddin membuatnya terus bertahan, dan dia tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah dalam waktu dekat.

"Kepercayaan kami pada masjid kami sangat kuat," katanya.

"Pemerintah tidak akan memberi kami apa pun. Kami bahkan tidak menginginkan apa pun dari pemerintah," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19