Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Amerika Serikat melaju pesat 6,4 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2021 ini.
Berita tentang Ekonomi AS yang meelaju pesat 6,4 persen usai pelonggaran pembatasan COVID-19 menjadi berita terpopuler di kanal Global Liputan6.com, Sabtu (1/5/2021).
Berita populer lainnya membahas tentang pemilu di Benggala Barat tetap berlanjut meski kasus COVID-19 di India masih melonjak.
Advertisement
Para ahli pun mengkhawatirkan Benggala Barat bisa menjadi pusat penyebaran Virus Corona COVID-19 berikutnya, menurut berita tersebut.
Adapun berita yang paling disorot lainnya, yaitu UNDP yang mengungkapkan bahwa COVID-19 dan kudeta militer berpotensi membuat 25 juta warga Myanmar jatuh miskin pada tahun 2022.
Berikut ini artikel terpopuler kanal Global dalam Top 3 Global Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
1. Ekonomi AS Melaju Pesat 6,4 Persen Usai Pelonggaran Pembatasan COVID-19
Ekonomi Amerika Serikat melaju pesat 6,4 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini, demikian menurut Departemen Perdagangan, Kamis (29/4), dengan pulihnya pengeluaran konsumen, karena pelonggaran pembatasan virus corona dan vaksinasi jutaan warga Amerika.
Pemulihan pada periode Januari hingga Maret di atas kenaikan 4,3 persen dalam tiga bulan terakhir tahun 2020 itu membuat ekonomi AS sebesar $21 triliun, lebih baik dari pada awal 2020, sebelum pandemi melanda Amerika Serikat dan menghancurkan ekonominya.
Ekonom memprediksi kenaikan yang berkelanjutan bagi negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini sepanjang tahun 2021, antara lain karena didorong oleh bantuan pemerintah untuk semua warga kecuali orang-orang terkaya Amerika. Kenaikan ini juga dibantu oleh belanja pemerintah yang mendukung beberapa sektor ekonomi yang paling parah terimbas pandemi COVID-19.
Advertisement
2. Kasus COVID-19 di India Masih Tak Karuan, Pemilu di Benggala Barat Nekat Dilanjutkan
Orang-orang di negara bagian Benggala Barat, India, memberikan suara pada tahap akhir pemilihan meskipun kasus COVID-19 masih melonjak.
Antrian panjang terlihat di luar tempat pemungutan suara, meningkatkan kekhawatiran tentang penyebaran virus lebih lanjut di tengah gelombang kedua yang mematikan.
Mengutup BBC, Jumat (30/4/2021), para ahli khawatir Benggala Barat bisa menjadi pusat penyebaran virus COVID-19 berikutnya.
3. UNDP: COVID-19 dan Kudeta Militer Berpotensi Buat 25 Juta Warga Myanmar Jatuh Miskin Tahun 2022
Dampak ganda akibat pandemi COVID-19 dan krisis politik saat kudeta di Myanmar dapat mengakibatkan hampir setengah populasi, atau sebanyak 25 juta orang, jatuh miskin pada tahun 2022.
Hal ini diungkapkan oleh Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (30/4/2021).
Dalam laporan yang dirilis pada hari Jumat (30 April), UNDP mengatakan bahwa efek dari krisis tersebut dapat mendorong jutaan lebih banyak warga Myanmar jatuh ke dalam kemiskinan.
Advertisement