Liputan6.com, Tehran - Amerika Serikat (AS) dan Iran dikabarkan berdiskusi untuk pelepasan tawaran dengan membayar uang tebusan untuk tawanan. Televisi di Iran juga berkata sudah ada deal antara kedua negara.
Media Iran berkata uang tebusan mencapai US$ 7 miliar, hal itu dibantah pemerintahan Presiden Joe Biden.
Advertisement
Baca Juga
"Beberapa sumber menyebut empat tawanan Iran akan dilepas dan US$ 7 miliar akan didapatkan Iran sebagai pertukaran melepas empat mata-mata AS," ujar pembawa acara berita di Iran, dilaporkan AP News, Senin (3/5/2021).
Pemerintah Iran berkata hal itu "belum dikonfirmasi", sementara pihak AS membantah kabar itu.
"Laporan-laporan bahwa sebuah kesepakatan penukaran tawanan telah tercapai tidaklah benar," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price.
"Kami selalu membahas kasus warga Amerika yang ditangkap atau hilang di Iran. Kita tidak akan berhenti hingga kita bisa menyatukan mereka dengan para keluarganya," lanjut Price.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Isu Politik yang Sensitif
Isu uang tebusan untuk Iran adalah hal sensitif di AS. Presiden Barack Obama melakukan hal serupa pada 2016. Pemerintah Obama berkata uang yang dikirim merupakan milik Iran sendiri dari aset yang dibekukan.
Hal itu menuai kontroversi politik dan kerap digunakan Presiden Donald Trump untuk menyerang Obama karena dianggap memberikan uang ke Iran.
Ron Klain, kepala staff Presiden Joe Biden, juga berkata laporan tebusan ini tidaklah benar dan tak ada kesepakatan.
"Kami bekerja sangat keras agar mereka dilepas," ujar Klain. "Kami membahas ini dengan Iran dan utusan kami sepanjang waktu, tetapi sejauh ini tidak ada persetujuan."
Advertisement
Siapa Empat Orang yang Ditahan?
AP melaporkan empat warga AS yang ditahan merupakan pebisnis, mantan pejabat politik dan politik. Mereka termasuk bapak-anak Baquer Namazi, dan putranya Siamak Namazi.
Baquer adalah mantan Gubernur Provinsi Khuzestan di era Shah Mohammad Reza Pahlavi. Ia ditangkap pada 2016.
Anaknya, Siamak, adalah pebisnis di AS. Ia ditangkap pada 2015 saat mengunjungi Tehran untuk bertemu putranya.
Ada juga Emad Shargi yang merupakan pebisnis.
Selanjutnya ada Mohrad Tahbaz, seorang aktivis lingkungan. Ia adalah pendiri Persian Wildlife Heritage Foundation (PWFH) dan ditangkap pada 2018.