Liputan6.com, Hyderabad - Delapan ekor singa di kebun binatang India terjangkit Virus Corona COVID-19, demikian pernyataan dari pemerintah setempat pada Selasa 4 Mei 2021, seraya menambahkan bahwa tidak ada bukti bahwa hewan dapat menularkan penyakit tersebut ke manusia.
Otoritas kebun binatang di negara bagian selatan Hyderabad, India berbagi sampel dengan laboratorium penelitian pemerintah pada 24 Maret setelah singa itu menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan.
Hasil tes itu mengemuka di tengah lonjakan besar COVID-19 antara manusia di India, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (5/5/2021).
Advertisement
"Berdasarkan pengalaman dengan hewan kebun binatang di tempat lain di dunia yang pernah mengalami SARS-COV2 positif tahun lalu, tidak ada bukti faktual bahwa hewan dapat menularkan virus kepada manusia," kata Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan dan Perubahan Iklim.
Taman Zoologi Nehru sekarang telah ditutup, demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan.
India saat ini telah melaporkan lebih dari 300.000 infeksi COVID-19 setiap hari selama 13 hari berturut-turut.
Kini, negara itu telah mencatat 20 juta kasus COVID-19. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi kedua setelah Amerika Serikat.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kota Suci Umat Hindu di India Juga Dihantam COVID-19
Salah satu kota paling suci di dunia bagi umat Hindu sedang mengalami dampak parah dari gelombang kedua COVID-19 yang sedang menyerang India.
Dikutip dari BBC, warga wilayah di sekitar kota Varansi bertanya-tanya kemana perdana menteri mereka saat dibutuhkan.
Seorang pemilik restoran setempat mengatakan bahwa "Perdana menteri dan menteri utama bersembunyi, meninggalkan Varanasi dan rakyatnya pada nasib mereka sendiri."
Gelombang kedua yang sedang melanda India telah mendorong jumlah total infeksi negara tersebut menjadi 20 juta dengan jumlah kematian menjadi lebih dari 220.000.
Di Varanasi, pasien tidak dapat menemukan oksigen, ambulans, dan tempat tidur di rumah sakit. Bagi warga yang ingin melakukan tes COVID-19 juga harus menunggu hingga seminggu untuk mendapatkan hasil.
"Kami dibanjiri telepon yang mengatakan tolong kami mendapatkan tempat tidur atau oksigen," kata seorang profesional medis.
"Dengan kekurangan obat-obatan paling dasar, orang-orang bahkan menggunakan obat-obatan yang sudah kadaluwarsa, mereka bilang itu sedikit kurang efektif, tapi setidaknya itu sesuatu yang bisa digunakan."
Rumah sakit di Varanasi menjadi kewalahan meninggalkan banyak warga harus mengurus diri mereka sendiri saat jatuh sakit.
Advertisement