Liputan6.com, Yangon - Seorang penyair Myanmar yang kerap menyuarakan karya-karyanya dalam mendukung perlawanan terhadap junta militer, dikabarkan telag meninggal dunia.
Berita duka ini disampaikan oleh keluarganya pada Minggu (9/5).
Keluarganya mengatakan Khet Thi dan istrinya, Chaw Su, diamankan untuk pemeriksaan pada Sabtu (8/5) di Kota Shwebo di kawasan Sagaing, Myanmar. Chaw Su dibebaskan, tapi Khet Thi tidak.
Advertisement
"Mereka menelepon saya pagi-pagi dan meminta saya untuk menemuinya di rumah sakit di Monywa," kata Chaw Su kepada BBC.
"Saya pikir dia mengalami patah tangan atau apa... Tapi ketika saya tiba di sana, dia ada di kamar mayat dan organ-organ dalamnya diambil."
Pihak keluarga mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa organ tubuhnya hilang dan jenazahnya memperlihatkan tanda-tanda disiksa. Menurut laporan Reuters, militer Myanmar menyerahkan jenazahnya kepada keluarga.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Syair Khet Thi
Khet Thi berusia 40, menurut laman Facebooknya.
Ia pernah menulis syair, "Mereka menembak bagian kepala, tapi mereka tidak tahu bahwa revolusi ada dalam jantung."
Junta militer, yang merebut kekuasaan lewat kudeta pada Februari, belum mengomentari penahanan ataupun kematian penyair itu.Â
Reuters telah berusaha menghubungi junta, tapi belum mendapat jawaban.
Advertisement