Sukses

35 Orang Tewas dalam Bentrokan Besar Palestina-Israel

Setidaknya sebanyak 35 orang tewas setelah bentrokan antara Palestina-Israel terjadi.

Liputan6.com, Gaza - Setidaknya 35 orang dilaporkan tewas dalam bentrokan antara Palestina dan Israel.

Ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat lebih lanjut ketika Hamas di Gaza menembakkan ratusan roket ke Israel, yang di respon kembali dengan serangan udara di daerah kantong pantai, pada Selasa (11/5/2021).

Ketika kedua belah pihak melakukan serangan udara pada Selasa malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dari Tel Aviv mengatakan, "Kami sedang berada di tengah-tengah operasi yang signifikan."

Roket diluncurkan menuju Israel dari Rafah, di Jalur Gaza selatan.

Serangan bom Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 35 orang, termasuk 12 anak-anak, menurut pejabat kesehatan Palestina, yang juga mengatakan 220 orang telah terluka, hingga Selasa malam. Militer Israel mengatakanm telah menewaskan lebih dari 15 anggota Hamas.

Roket ditembakkan ke arah Tel Aviv pada Rabu (12/5/2021) dini hari. Sirene bisa didengar untuk peringatan serangan yang akan datang sekitar jam 3 pagi waktu setempat. Belum jelas apakah ada korban jiwa.

Di kota Ashkelon, dua orang tewas akibat tembakan roket pada Selasa, menurut juru bicara militer Israel. Orang ketiga tewas di kota Rishon Lezion, selatan Tel Aviv pada Selasa malam setelah serangan roket, media Israel melaporkan mengutip layanan darurat ZAKA.

Menurut laporan CNN, sedikitnya 50 ledakan di kota pantai dekat Gaza, dan tembakan roket juga dilaporkan di kota Ashdod. Setidaknya 17 warga sipil Israel telah dirawat karena cedera akibat serangan roket, kata militer.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Tanda-tanda Penurunan Jumlah Tembakan

Dalam dua hari terakhir, Hamas dan Jihad Islam di Gaza telah menembakkan setidaknya 500 roket ke Israel, memaksa penutupan bandara internasional utama Israel, Ben Gurion, sekitar lima belas kilometer di timur Tel Aviv.

Hamas mengatakan, itu adalah tanggapan atas tindakan polisi Israel yang menembakkan granat setrum di dalam masjid Aqsa di Yerusalem - salah satu situs paling suci di kota itu.

Ratusan warga Palestina pergi ke rumah sakit untuk perawatan setelah bentrokan berikutnya dengan polisi Israel, dalam kekerasan paling serius yang terlihat di kota itu dalam beberapa minggu.

"Kami memiliki hak untuk menanggapi serangan Israel dan melindungi kepentingan rakyat kami selama pendudukan Israel terus meningkat," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Militer Israel telah melakukan lebih dari 150 serangan di Gaza pada Selasa sore, menurut seorang juru bicara militer, yang mengatakan Israel juga telah memanggil 5.000 tentara cadangan untuk tugas aktif untuk "meningkatkan" operasinya di Gaza.

Sejumlah kematian dilaporkan dalam serangan di Beit Hanoun di Gaza utara. Di antara mereka adalah Amira Abdel-Fattah (57) yang tewas di apartemennya bersama putranya yang memiliki kebutuhan khusus, Ibrahim al-Masri (11) dan saudara laki-lakinya Marwan (7), kata kementerian kesehatan Palestina. Tentara Israel mengatakan sedang menyelidiki.

Seorang pria Palestina di Gaza mengatakan melalui telepon bahwa suara serangan Israel sepanjang Senin (10/5/2021) malam, serta suara tembakan roket, "mengerikan."

Pria, yang menolak disebutkan namanya, menggambarkan suasana marah di Gaza atas kejadian baru-baru ini di Yerusalem.

"Fakta bahwa Israel menargetkan Al Aqsa, selama Ramadhan, saat orang-orang sedang sholat yang membuat orang-orang gusar," katanya.

 

Reporter: Lianna Leticia