Liputan6.com, Beijing - China bertujuan untuk menggunakan kembali 60 persen limbah rumah tangga perkotaannya pada tahun 2025, naik dari 50 persen tahun lalu, karena mencoba meningkatkan kapasitas penanganan sampahnya setelah gagal memenuhi beberapa target 2016 - 2020, kata komisi perencanaan negara pada Kamis 13 Mei 2021.
Berurusan dengan meningkatnya volume limbah telah muncul sebagai salah satu tantangan terbesar yang dihadapi regulator China, dengan meningkatnya populasi perkotaan mengkonsumsi peningkatan jumlah barang konsumen dan sebagian besar kota-kota besar dikelilingi oleh cincin tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) mengatakan kapasitas penanganan sampah perkotaan mencapai 1,27 juta ton per hari tahun lalu, naik 63 persen dibandingkan dengan 2015, tetapi beberapa tempat masih berjuang untuk mengikuti volume sampah yang terus meningkat.
Advertisement
Setengah dari kota-kota China belum membangun pabrik pembakaran limbah, dan banyak kota di wilayah tengah dan barat juga gagal memenuhi target dalam mengobati limbah berbahaya, kata NDRC sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Asia One, Minggu (15/5/2021).
Selain menaikkan tingkat pemanfaatan sampah perkotaan menjadi 60 persen, China juga akan menaikkan tingkat pembakaran menjadi sekitar 65 persen, naik dari 45 persen tahun lalu.
China sekarang meluncurkan peraturan yang membuat orang memilah sampah mereka dan juga terus membatasi plastik sekali pakai dan limbah kemasan yang tidak dapat didaur ulang. Pihaknya juga telah melarang impor limbah asing.
China juga telah meluncurkan berbagai skema daur ulang serta program "kota bebas limbah" yang bertujuan untuk mengatasi backlog pengolahan limbah padat yang diperkirakan mencapai 70 miliar ton pada tahun 2019.
Simak video pilihan berikut:
Ambisi China Membersihkan Sampah Luar Angkasa
China berambisi untuk memimpin eksplorasi ruang angkasa. Setelah misi membawa sampel Bulan ke Bumi berhasil dilakukan, kini China ingin membersihkan sampah ruang angkasa.
Untuk mewujudkannya, peneliti di Tiongkok mengembangkan lengan robotik kontinum yang diilhami anggota tubuh manusia. Sebagian besar robot itu dibuat dengan tautan terpisah yang terkoneksi secara kaku oleh rangkaian sambungan.
Robot kontinum itu sebaliknya dapat bergerak dengan menekuk rangkaian lekukan secara terus menerus sehingga menghasilkan gerakan yang menyerupai gerak pada tentakel atau ular.
Tim peneliti dari Universitas Tianjin berhasil mengembangkan lengan robotik yang dapat digunakan untuk menghampiri dan mengumpulkan puing-puing satelit atau teknologi angkasa luar lain yang mengorbit jauh di atas Bumi, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (5/2/2021).
Advertisement