Sukses

12 Orang Tewas dalam Bom Masjid Saat Salat Jumat di Kabul Afghanistan

Sebanyak 12 orang tewas akibat ledakan di dalam masjid di pinggiran Ibu Kota Kabul saat salat Jumat, ketika para jemaah berkumpul saat libur lebaran Idul Fitri selama gencatan senjata.

Liputan6.com, Kabul - Sebanyak 12 orang tewas akibat ledakan di dalam masjid di pinggiran Ibu Kota Kabu, Afghanistan saat salat Jumat, ketika para jemaah berkumpul saat libur lebaran Idul Fitri selama gencatan senjata.

Kelompok Taliban, yang menyatakan gencatan senjata tiga hari selama libur lebaran, melalui pernyataan mengecam serangan tersebut.

Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan Sabtu melalui kantor berita Nasheer di Telegram sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Minggu (16/5/2021).

Juru bicara kepolisian Kabul, Ferdous Faramarz, mengatakan Imam masjid ikut tewas dalam ledakan, yang juga melukai sedikitnya 15 orang di distrik Shakar Dara.

Insiden terjadi kurang dari sepekan setelah sebuah ledakan menewaskan 80 orang, mayoritas siswi sekolah dari etnik Hazara minoritas Muslim Syiah. Taliban juga mengecam serangan itu, di mana tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.

Pejabat AS yakin serangan terhadap sekolah kemungkinan ulah kelompok milisi rival seperti ISIS. Kelompok semacam itu tidak menandatangani perjanjian gencatan senjata selama liburan.

"Serangan hari ini terhadap salah satu masjid di distrik Shakar Dara, Kabul, saat salat Jumat sangat bertentangan dengan gambaran Idul Fitri di mana liburan keluarga dirayakan secara damai," kata misi Uni Eropa di Afghanistan melalui Twitter.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Seminggu Usai Pengeboman Sekolah

Sedikitnya 58 orang tewas dan sejumlah lainnya terluka menyusul beberapa ledakan yang menargetkan sebuah sekolah di Kabul, Afghanistan pada Sabtu 8 Mei 2021 waktu setempat -- kata seorang pejabat senior kementerian dalam negeri yang menambahkan bahwa sebagian besar korban merupakan pelajar.

Pejabat senior kementerian dalam negeri itu mengatakan kepada Reuters tanpa menyebut nama bahwa sebagian besar korban adalah siswa yang keluar dari sekolah Sayed ul Shuhada, demikian seperti dikutip dari Antara, Minggu (9/5/2021).

Kabul berada dalam status siaga tinggi sejak Washington bulan lalu mengumumkan rencana untuk menarik semua pasukan Amerika Serikat pada 11 September.

Para pejabat Afghanistan mengatakan Taliban telah meningkatkan serangan di seluruh negeri.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ledakan yang terjadi pada Sabtu itu.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah keterlibatan kelompoknya dan mengutuk insiden tersebut.

Ledakan itu terjadi di bagian barat Kabul di lingkungan Muslim Syiah yang telah sering diserang oleh militan ISIS selama bertahun-tahun.

Sekolah Sayed ul Shuhada adalah sekolah menengah bersama untuk anak perempuan dan laki-laki, yang belajar dalam tiga waktu bergilir di mana giliran kedua adalah untuk siswa perempuan, kata juru bicara Kementerian Pendidikan Afghanistan Najiba Arian kepada Reuters.

Korban luka dalam serangan ledakan itu sebagian besar adalah siswi, katanya.

"Serangan menghebohkan di daerah Dasht-i Barchi di Kabul, adalah tindakan terorisme yang tercela. Menargetkan terutama siswa di sekolah perempuan, menjadikan ini serangan terhadap masa depan Afghanistan," kata misi Uni Eropa di Afghanistan melalui Twitter.